Mendagri Tito Karnavian Harap Penghentian PPKM Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Tito Karnavian mengatakan, penghentian PPKM diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan, penghentian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Mendagri Tito Karnavian pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (30/1/2023).
“Dengan diberhentikannya PPKM ini diharapkan memicu pertumbuhan ekonomi, sektor ekonomi yang stagnan selama ini berjalan, ini dapat tumbuh,” katanya.
Tito Karnavian berujar terkendalinya Covid-19 tak lepas dari kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Data terbaru yang dikantongi Kemendagri menunjukkan, kasus konfirmasi positif Covid-19 jauh di bawah standar 5 persen, hospitality rate jauh di bawah 50 persen, dan angka kematian akibat Covid-19 pun jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh WHO.
“Angka kematian yang standar internasional WHO (sebesar) 3 persen jauh di bawah itu dan angka reproduction rate yaitu angka penularan di bawah 1 itu juga menunjukkan bahwa tingkat penularan rendah. Ditambah satu lagi indikator yaitu survei antibodi serologi, Kemenkes merilis terakhir 99,2 persen dari responden, artinya 99,2 persen dari penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi baik,” terangnya.
Di sisi pertumbuhan ekonomi, Mendagri melanjutkan, Indonesia masih berada pada kategori baik dengan angka 5,71 persen pada kuartal ketiga (Q3) tahun 2022, sementara angka inflasi relatif terjaga di angka 5,51 persen (y-o-y).
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Wanti-Wanti Anggaran Pemerintah Jangan Sampai Bocor
Mendagri menegaskan, prestasi tersebut cukup bagus karena masyarakat tidak banyak terdampak kenaikan harga barang dan jasa.
“Banyak negara sudah terdampak inflasi dan ini kita harus betul-betul menjadi isu penting karena ini menyangkut harga barang dan jasa. Dan ini langsung bersentuhan dengan perut rakyat, mudah dipicu. Di samping itu juga tugas kita memang untuk melindungi rakyat kita agar keterjangkauan harga dan juga ketersediaan harga barang dan jasa,” ujarnya.
Mendagri menambahkan, di tengah situasi gejolak politik dan ekonomi global yang tak menentu pada 2023, kekompakan dalam pengendalian inflasi harus dijaga betul.
Ia meminta spirit yang sama saat menangani Covid-19 agar dipertahankan.
Mendagri pun berterima kasih kepada pemerintah daerah dan Kementerian/Lembaga (K/L) yang secara rutin hadir pada Rakor pengendalian inflasi.
“Terima kasih atas kesabaran Bapak/Ibu sekalian untuk hadir pada acara ini, dan memang Bapak Presiden menugaskan sejumlah K/L untuk bisa mengendalikan Covid di daerah. Mulai dari Kemendagri dan kemudian Polri-TNI, Kejaksaan, dan Badan Pangan, BPS, Kementan, Kemendag, Bulog dan semua stakeholder lain,” tandasnya.