Garuda Hanya Untung 2,5 Persen dari Penerbangan Haji 2023, Dirut: Kami Pengennya 25 Persen
Direktur Utama Garuda Indonesai Irfan Setiaputra mengungkap dampak yang didapat dari harga penerbangan haji sebesar Rp 32,7 juta.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Sebagai informasi, Irfan mengungkap tiga faktor yang mempengaruhi penetapan biaya penerbangan haji ketika melakukan rapat panitia kerja bersama Komisi VIII DPR RI, Selasa (14/2/2023).
Pertama adalah harga bahan bakar avtur. Saat ini di kisaran 97 sen per liter, sedangkan perseroan ambil posisi di 93 sen.
Baca juga: Biaya Haji 2023 Naik, Kemenag Jatim: Semua Jemaah Tetap Ingin Berangkat
Garuda Indonesia asumsikan terdapat kemungkinan penurunan harga dari sisi avtur, walaupun tahun lalu alami kerugian akibat peningkatan harga avtur pada waktu musim haji karena gunakan angka 84 sen ternyata capai puncaknya di 112 sen per liter.
Kedua, sesuai dengan kesepakatan dengan Kementerian Agama dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) gunakan asumsi kurs Rp 15.150 per dolar AS
Ketiga, perseroan gunakan harga sewa pesawat sama dengan 2019 asumsi kondisi normal dan belum ada negosiasi sama sekali.
Selanjutnya, perseroan terkejut begitu mengetahui harga sewa pesawat naik 30 persen, sedangkan tetap dalam hitungan gunakan harga sewa 2019.
Secara keseluruhan, perseroan mengklaim hanya akan mengambil 2,5 persen margin di tengah adanya berbagai risiko yang terus coba untuk di-manage semaksimal mungkin mengenai avtur dan harga sewa pesawat.