Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kejar Net Zero Emisi Karbon 2060, FFI Belanja Energi Terbarukan dari PLN

Penjualan REC akan mendorong pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kejar Net Zero Emisi Karbon 2060, FFI Belanja Energi Terbarukan dari PLN
HO
PT Frisian Flag Indonesia [FFI] membeli Sertifikat Energi Terbarukan atau dikenal juga dengan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN untuk mendorong meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Penandatanganan pembelian dilakukan di Jakarta, Senin, 27 Februari 2023. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia usaha kini berbondong-bondong berpartisipasi menyukseskan kampanye pemerintah untuk merealisasikan zero karbon di Indonesia di tahun 2060.

Salah satunya dilakukan oleh perusahaan fast moving consumer goods [FMCG] PT Frisian Flag Indonesia [FFI] dengan membeli Sertifikat Energi Terbarukan atau dikenal juga dengan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN untuk mendorong meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia.




Upaya ini sekaligus untuk memitigasi dampak perubahan iklim dengan pengurangan emisi.

Baca juga: Peningkatan Investasi Jadi Kunci Agar Target Pemerintah Soal Energi Terbarukan Bisa Tercapai

Seremoni penandatanganan sertifikat REC dari PLN oleh FFI dilakukan pada Senin, 27 Februari 2023 sekaligus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional.

REC adalah bukti penggunaan energi terbarukan dalam rantai produksi dan komitmen turut serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Selain itu, REC juga menjadi instrumen yang merepresentasikan atribut terbarukan dari setiap MWh listrik yang diproduksi oleh pembangkit listrik terbarukan. Satu unit REC merepresentasikan satu MWh.

BERITA TERKAIT

Penjualan REC akan mendorong pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia.

“Sertifikat energi terbarukan ini merupakan instrumen yang merepresentasikan komitmen FFI untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan dalam fasilitas perusahaan dan rantai pasok kami dengan ikut serta menurunkan jejak karbon dan emisi gas rumah kaca untuk memitigasi perubahan iklim dunia," ujar President Director PT Frisian Flag Indonesia, Berend Van Wel.

Dia mengatakan, pembelian REC juga bukti dari komitmen FFI mewujudkan Indonesia yang sehat, sejahtera, dan selaras. Dengan membeli REC, FFI bertransisi menuju energi terbarukan dan mendorong upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Berend Van Wel mengatakan, perusahaannya juga ikut berkontribusi dalam penanggulangan masalah perubahan iklim dengan menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Dengan visi sustainability 2050, FrieslandCampina sebagai induk perusahaan bersama FFI berambisi mencapai zero emisi CO2 dan zero waste melalui circular plant, pengurangan konsumsi energi dan air sampai 50 persen dan mengoperasikan pabrik yang 100 persen ramah lingkungan di FrieslandCampina," ujarnya.

Doddy B. Pangaribuan, General Manager Unit Induk Distribusi Jakarta Raya PT PLN (Persero), merespon positif komitmen FFI untuk mendapatkan Renewable Energy Certificate.

"Ini sebagai kewajiban kita bersama untuk mendukung komitmen pemerintah mencapai net zero emission pada 2026," ujarnya.

"Upaya untuk mencapai hal tersebut tidak dapat kita lakukan sendiri. FFI adalah pelanggan terbesar dari 57 pelanggan yang sudah terdaftar sebagai pembeli REC di Jakarta saja, dengan kontrak 4600 unit REC per bulan. Tentu saja PLN berkewajiban untuk memasok tidak hanya listrik yang ramah lingkungan tetapi juga memiliki ketersediaan dan keandalan yang tinggi," lanjutnya.

Pembelian REC adalah bagian dari roadmap FFI menuju carbon neutral 2050. Dengan REC, FFI mampu menurunkan emisi CO2 sebanyak 43.987 ton CO2eq/tahun.

Sebelumnya, total emisi CO2 yang dihasilkan FFI per tahun adalah 66.760 tCO2eq. Pada 2025, ketika pabrik di Cikarang sepenuhnya mengoperasikan Biomass Boiler, FFI akan mengurangi emisi CO2 sampai 90,5 persen.

Menurut data PLN, energi yang berasal dari sumber terbarukan akan mendukung pencapaian bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025 dan mendukung target elektrifikasi 100 persen. Transisi ke energi terbarukan juga akan otomatis mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Menteri Investasi Ajak Australia Barat Inves di Bisnis Hilirisasi dan Energi Terbarukan

Data Kementerian ESDM menyatakan, hingga September 2022, konsumsi listrik Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara di ASEAN, yaitu sebesar 1.169 kWh/kapita. Sedang rata-rata konsumsi listrik di ASEAN sendiri sebesar 3.672 kWh per kapita.

Sebagian besar atau hampir 87 persen pasokan listrik di Indonesia berasal dari bahan bakar fosil (batubara dan minyak bumi). Konsumsi batubara untuk kelistrikan malah mengalami kenaikan 60 persen pada 2022.

Pemerintah sendiri memasang target net zero emission maksimal pada tahun 2060 dengan beralih dari bahan bakar fosil. Untuk itu, secara bertahap pemerintah melakukan phasing out pembangkit listrik batubara, dan pengembangan EBT.

Sebanyak 635 Gigawatt (GW) dari 1.885 TWh kebutuhan listrik di tahun 2060 sepenuhnya akan dipasok melalui pembangkit listrik EBT.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas