Amankan Pasokan Listrik, PLN Energi Primer Jaga Stok Bahan Bakar Pembangkit
Lewat subholding ini PLN berusaha memastikan pasokan energi primer ke pembangkitnya seperti batu bara, gas, BBM, hingga biomassa tetap terjamin.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) melakukan transformasi bisnis melalui pembentukan Subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI).
Lewat subholding ini PLN berusaha memastikan pasokan energi primer ke pembangkitnya seperti batu bara, gas, BBM, hingga biomassa tetap terjamin.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, pihaknya mempunyai peran tata kelola pasokan energi primer untuk seluruh pembangkit listrik milik PLN.
Peran tata kelola pasokan energi primer itu meliputi pengadaan di hulu, pengolahan, distribusi hingga pengembangan.
"Melalui PLN EPI, pengadaan energi primer yang semula dilakukan oleh masing-masing pembangkit, kini terkonsolidasikan di PLN EPI. Sehingga jaminan pasokan lebih aman dan lebih efisien," ujar Iwan dalam keterangannya, Rabu (1/3/2023).
Pengadaan energi primer yang terkonsolidasi ini disebut mampu membuat ketahanan pasokan di pembangkit berhasil menjaga hari operasi pembangkit (HOP) terbaik sepanjang sejarah.
HOP batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) saat ini stok batu bara berada di 22 hingga 26 HOP.
"Tugas utamanya EPI, security of supply. Kita tidak ingin adanya shortage batu bara seperti di tahun 2021. Semua kita pastikan aman," kata Iwan.
Ketahanan pasokan juga berada di pasokan BBM dan LNG. Kata Iwan, PLN EPI melakukan berbagai strategi untuk mengamankan pasokan dua energi primer tersebut untuk pembangkit dan saat ini posisinya aman.
Baca juga: Subholding PLN Ini Jadi Pengelola Energi Primer Terbesar di Asia Tenggara
Dalam pengembangan bisnis perusahaan ke depan, Iwan berujar PLN EPI juga memegang peranan penting dalam menjaga pasokan biomassa.
Hal ini juga sejalan dengan agenda transisi energi yang dilakukan PLN, yaitu mengurangi secara perlahan ketergantungan energi fosil dengan energi berbasis domestik.
Dalam hal ini penggunaan biomassa di PLTU, menggunakan teknologi co-firing. Itu menjadi fokus EPI dalam memastikan pasokan biomassa untuk PLTU aman.
Baca juga: PLN Energi Primer Indonesia Andalkan Hutan Tanaman Energi Untuk Suplai Biomassa
Pada 2025 mendatang, PLN membutuhkan pasokan biomassa sebanyak 10,2 juta ton untuk 52 PLTU.
Untuk itu, EPI menjamin pasokan dengan memastikan dari hulu hingga hilir pengelolaan biomassa ini.
"Kami bekerja sama dengan BUMN maupun industri hutan energi untuk menjamin pasokan biomassa ini. Bahkan kami juga melibatkan masyarakat untuk bisa turut berkontribusi dalam memasok biomassa," ujar Iwan.
Baca juga: Krisis Pasokan Batubara, Erick Thohir Copot Direktur Energi Primer PLN
Pada tahun ini saja misalnya, kebutuhan biomassa 34 PLTU sebanyak 1,08 juta ton, dipasok seluruhnya (100 persen) oleh masyarakat melalui UMKM binaan PLN maupun kerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kota untuk mengolah limbah biomassa menjadi bahan baku co-firing.
"Banyak pasokan biomassa yang kami dapatkan dari masyarakat. Ada limbah pertanian dan perkebunan, limbah hutan masyarakat yang sisa penebangan maupun panennya kami kumpulkan menjadi bahan baku biomassa," kata Iwan.
"Kita ciptakan ekonomi kerakyatan, jadi diharapkan masyarakat Indonesia menjadi makmur di sektor biomassa," ujarnya melanjutkan.
Iwan berharap berbagai upaya yang dilakukan EPI ke depan mampu memberikan multiplier effect tak hanya bagi perusahaan dan juga holding, tetapi juga masyarakat.
Dengan terjaminnya pasokan energi primer, maka operasional pembangkit menjadi lebih aman dan mampu mengalirkan listrik yang andal untuk masyarakat.