Raih Dana IPO Rp453 Miliar, NSS akan Bangun Fasilitas Produksi Hingga Suntik Anak Usaha
Dalam penawaran umum perdana saham (IPO), perseroan melepas sebanyak 3,56 miliar saham dengan harga Rp127 per saham.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (10/3/2023).
Dalam penawaran umum perdana saham (IPO), perseroan melepas sebanyak 3,56 miliar saham dengan harga Rp127 per saham.
"Itu berarti dana yang kami himpun melalui IPO saham ini sebesar Rp453,16 miliar," kata Presiden Direktur NSS Teguh Patriawan.
Menurutnya, selama masa penawaran umum, berdasarkan sistem e-IPO, perseroan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 13,9 kali.
Baca juga: OJK Kaji Rencana IPO PT Amman Mineral Internasional
Seiring dengan penawaran umum perdana saham, NSS juga menerbitkan sebanyak 1,784 miliar waran seri I, atau sebanyak 8,82 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran seri I, dimana setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp190 per saham.
“Jika seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang waran seri I, dana yang akan diperoleh NSS mencapai Rp338,982 miliar,” tutur Teguh.
Teguh menjelaskan, dana hasil IPO rencananya untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru, dan modal kerja entitas anak. Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal.
PT Borneo Sawit Perdana (BSP) menjadi salah satu anak usaha yang akan menerima suntikan modal dengan dana hasil IPO.
Sekitar 33% akan digunakan untuk belanja modal dalam membangun pabrik kelapa sawit seluas 40 hektare (ha) berkapasitas 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan fasilitas pendukungnya.
"Sekitar 9,4% akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja BSP dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian," ucapnya.
Ia menyebut, PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) juga akan mendapat suntikan dana hasil IPO, sekitar 47% akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka penanaman baru perkebunan sawit.
Dari jumlah tersebut, kata Teguh, 15% di antaranya akan dipakai untuk pembebasan lahan seluas 6.831 ha agar berstatus hak guna usaha (HGU).
Adapun sisa anggaran akan dipakai untuk proses pembibitan hingga pemupukan selama periode belum menghasilkan.
Kemudian, sekitar 10,6% dana hasil IPO akan disalurkan kepada PT Prasetya Mitra Muda untuk pemenuhan modal kerja PMM dalam pembelian pupuk dan agrokimia atau bahan kimia pertanian.
“Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk belanja modal ke entitas anak dengan mekanisme penyertaan modal,” ujarnya.