Strategi Pemberdayaan Perempuan Prasejahtera Indonesia Jadi Bahasan di Side Event Sidang CSW PBB
Setiap negara memiliki strategi khas yang disesuaikan kondisi demografi, ekonomi, geografis serta politik sosial.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Strategi pemberdayaan perempuan prasejahtera di Indonesia jadi bahasan menarik di Sidang Commision On The State of Women (CSW) ke-67 di gedung Perserikatan Bangsa Bangsa di Kota New York, Amerika Serikat, 8 Maret 2023.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan Permodalan Nasional Madani (PNM) yang mewakili delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut membeberkan rahasia sukses dalam mengelola Manajemen Pemberdayaan Perempuan segmen prasejahtera.
Sidang Commision On The State of Women 67 dibuka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI dan diikuti 75 peserta dari berbagai negara.
Baca juga: Pemberdayaan Perempuan Mampu Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional
CSW 67 menghadirkan 4 pembicara kunci dari Indonesia yang diwakili Sunar Basuki, Direktur Operasional PNM; Menteri Negara Pengembangan Sosial dan Keluarga Republik Singapura Sun Xueling, Deputi Menteri Perempuan Keluarga dan Pengembangan Komunitas Malaysia, Senutha Ratthinan, dan Vice President Organisasi Perempuan Singapura, Noorfarahin Ahmad.
Dalam sambutannya I Gusti Bintang Ayu Darmawati, sangat mengapresiasi kontribusi strategis PNM dalam meningkatkan secara terus menerus peran perempuan di bidang ekonomi.
I Gusti Bintang Ayu juga menyampaikan bagaimana pendamping PNM memberikan edukasi dan literasi Kesetaraan Gender.
Melalui kerjasama KPPPA dan PNM di tahun 2021 dalam hal Sosialisasi Kesetaraan Gender, program ini telah berhasil memberikan literasi kesetaraan gender bagi Nasabah PNM.
Ke-4 pembicara kunci sepakat untuk memperkuat kerjasama bilateral baik melalui platform G2G atau B2G, sehingga praktik baik di negara tersebut dapat meningkatkan serta mengembangkan strategi implementasi pemberdayaan dan kesetaraan perempuan.
Sunar Basuki dalam pemaparannya menyampaikan setiap negara memiliki strategi khas yang disesuaikan kondisi demografi, ekonomi, geografis serta politik sosial. Lebih jauh lagi Basuki menjelaskan social reengnering menjadi faktor kunci keberhasilan program Mekaar ini.
Hingga 28 Februari 2023 PNM telah menyalurkan pembiayaan Rp12,06 T kepada Nasabah PNM Mekaar yang berjumlah 14.250.921 juta Nasabah.
Saat ini PNM memiliki 3.725 kantor layanan PNM Mekaar dan 706 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 provinsi, 513 kabupaten/kota, dan 6.657 kecamatan.