Rumah Bisa jadi Jelek, Bau dan Jamuran Gara-gara Atap Bocor
Kebocoran bangunan adalah masalah kualitas yang paling umum dalam teknik konstruksi, yang juga paling banyak direfleksikan oleh pengguna.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat memiliki hunian, tentu kamu tidak hanya perlu memperhatikan desain interior maupun eksteriornya saja, namun juga kekokohan bangunan tersebut.
Dari sekian banyak permasalahan yang dapat muncul pada hunian, terdapat satu masalah yang kerap dialami banyak pemilik bangunan yakni kebocoran.
Dikutip dari laman sciencedirect.com, Sabtu (18/3/2023), kebocoran bangunan adalah masalah kualitas yang paling umum dalam teknik konstruksi, yang juga paling banyak direfleksikan oleh pengguna.
Setelah beberapa lama digunakan, bangunan baru tersebut biasanya akan mengalami banyak fenomena seperti kebocoran atap, noda air di dinding hingga pengelupasan permukaan cat.
Lapisan permukaan atap dan dinding bagian dalam rumah yang terdampak bocor ini tentu akan menyebabkan munculnya jamur dan bau khas bahan dekorasi interior pada area yang lembab karena kondensasi.
Baca juga: Perubahan Iklim dan Isu Sustainability Dorong Sektor Hunian Kini Beralih Gunakan PLTS
Ini tidak hanya mempengaruhi keindahan hunian, penerapan dan daya tahan bangunan tempat tinggalmu saja, namun juga membawa masalah besar bagi pemiliknya, bahkan secara langsung mempengaruhi kesehatan sang pemilik.
Kebocoran bangunan merupakan masalah yang melibatkan berbagai pengetahuan teoritis dan teknologi, penyebab yang rumit dan perlu dipecahkan.
Poin utamanya adalah pencegahan, karena begitu ada titik kebocoran, perlu dilakukan perbaikan titik kebocoran yang mungkin muncul terus-menerus yang menghabiskan banyak tenaga, sumber daya material dan sumber daya keuangan.
Bahkan membawa ketidaknyamanan pada produksi dan kehidupan masyarakat.
Dalam memperbaiki hunian yang mengalami kebocoran, biasanya dibutuhkan semen pelapis anti bocor dua komponen, terutama pada bidang yang terendam dan tergenang air.
Perlu diketahui, pelapis anti bocor dua komponen sudah sangat umum digunakan, terutama pada area yang basah dan rawan tergenang air seperti kamar mandi, dak beton, kolam renang dan bak penampungan air.
Tujuan pelapisan semen pelapis anti bocor ini sebenarnya sama seperti sifat waterproofing yakni membuat sebuah objek menjadi tahan atau kedap terhadap air, sehingga dapat mencegah terjadinya masalah bangunan seperti bocor dan rembes, seperti Aquagard ECO7 dari Aquaproof.
Product Manager PT Adhi Cakra Utama Mulia, Handi Wijaya mengatakan bahwa semen pelapis anti bocor ini memberikan kemudahan aplikasi dan tidak sulit untuk membantu proses waterproofing pada bangunan.
Baca juga: Kebutuhan Hunian Tinggi, BTN Berharap Sekolah Properti Melahirkan Developer Baru
EasyFlow Technology pada produk ini menimbulkan efek yang mudah disebar menggunakan roskam (trowel), maupun kuas dan rol.
"Sehingga pengerjaan terasa lebih ringan dan dapat diselesaikan lebih cepat. Formula Aquagard ECO7 dengan EasyFlow Technology telah mendukung cara pengaplikasian menggunakan roskam (trowel) yang dapat mempercepat proses pengerjaan bagi aplikator maupun pemilik rumah dengan hasil kekedapan air yang optimal," kata Handy, dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (17/3/2023).
Dilihat dari hasil aplikasinya, kata dia, pelapis anti bocor dua komponen yang memiliki warna dan tekstur yang menyerupai semen.
Ini tentunya berbeda dengan pelapis anti bocor satu komponen dalam bentuk cat siap pakai.
Sesuai dengan jenisnya, pelapis anti bocor ini memiliki dua komponen yakni bubuk dan cair yang harus dicampurkan hingga merata mengikuti takaran perbandingan antar komponen.