Pakar Keamanan Siber: Serangan BSI Cukup Berat Hingga Pemulihan Butuh Waktu
Apapun penyebab gangguan itu, tim IT BSI dinilainya cukup cepat dan responsif dalam melakukan pemulihan gangguan layanan.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan pada layanannya, baik online banking dan ATM sampai layanan offline di teller, sehingga nasabah mengalami kendala bertransaksi pada Senin, 8 Mei 2023.
Pakar Keamanan Siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber Communication & Information System Security Research Centre (CISSReC) Pratama Persadha menjelaskan, bahwa memang ada indikasi seperti serangan ransomware yang menimpa BSI.
"Jika hanya gangguan layanan karena permasalahan teknis atau perawatan rutin hanya akan membutuhkan waktu dalam hitungan jam, tidak seperti ini. Ini memang mirip dengan akibat serangan siber ransomware," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (14/5/2023).
Baca juga: Layanan BSI Sempat Error: Pelunasan Biaya Haji Ikut Terkendala Hingga Diduga Jadi Korban Ransomware
Apapun penyebab gangguan itu, tim IT BSI dinilainya cukup cepat dan responsif dalam melakukan pemulihan gangguan layanan.
"Namun, mungkin karena masalah yang cukup berat serta kompleksitas infrastruktur yang merupakan gabungan dari tiga bank itu, sehingga menyebabkan butuh waktu untuk pemulihannya, dan kita perlu memberikan apresiasi kepada mereka," katanya.
Diketahui, mulai keesokan harinya setelah alami gangguan pada Selasa, 9 Mei 2023, layanan BSI berangsur bisa dipergunakan, khususnya untuk layanan di teller serta di ATM.
Malam harinya, lanjut Pratama, secara bertahap layanan BSI Mobile sudah dapat diakses oleh nasabah, khususnya pada fitur-fitur basic.
"Layanan perbankan BSI telah kembali pulih, baik di kantor cabang, mesin ATM maupun mobile banking pada Kamis 11 Mei 2023, sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal," pungkasnya.