Es Dawet Legendaris Bu Dermi Pasar Gede Solo, Berdiri sejak 1930-an, Tak Lekang Dimakan Zaman
Es dawet Bu Dermi diperkirakan sudah ada sejak tahun 1930-an, seusia Pasar Gede Solo. Es dawet Bu Dermi kini sudah dikelola generasi ketiga.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Berkunjung ke Kota Solo, Jawa Tengah, kurang lengkap rasanya bila tidak mencicipi kuliner legendaris.
Satu di antaranya adalah es dawet telasih Bu Dermi di Pasar Gede Solo.
Usaha es dawet Bu Dermi saat ini dikelola oleh Ruth Tulus Subekti, generasi ketiga atau cucu sang perintis.
Es dawet Bu Dermi diperkirakan sudah ada sejak tahun 1930-an.
"Pokoknya ada sejak berdirinya Pasar Gede, zaman Belanda," ungkap perempuan yang akrab disapa Uti saat dijumpai di Pasar Gede, Kamis (25/5/2023).
Sudah lebih dari 20 tahun Uti berjualan es dawet.
Semangkuk es dawet Bu Dermi berisikan cendol, selasih, ketan hitam, dan jenang sumsum.
"Lalu ada variasi tape ketan, sama durian kalau pas ada," ungkap Uti.
Baca juga: Batik Toeli Laweyan Solo, UMKM dengan Pekerja Tunarungu Bisa Tembus Pasar Amerika Serikat
Es dawet Bu Dermi Pasar Gede Solo buka dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
Dibanderol Rp 12.000 per porsi, es dawet Bu Dermi cocok menyegarkan tenggorokan selepas berjalan-jalan di Pasar Gede.
Uti mengatakan rata-rata penjualan per hari es dawet Bu Dermi di Pasar Gede mencapai 250 porsi.
Selain di Pasar Gede, es dawet Bu Dermi juga bisa dijumpai di Sorogenen, dekat Monumen Pers Solo, dan Solo Baru.
Uti juga mengungkapkan es dawet Bu Dermi dulunya langganan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat masih menjabat Wali Kota Solo.