Penduduk Usia Produktif Indonesia Akan Melonjak di 2030, Jokowi: Bisa Jadi Peluang atau Bencana
Di tahun 2030-an Indonesia diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi dengan 68,3 juta total penduduk Indonesia berusia produktif.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan, dalam kurun 7 tahun ke depan yakni tepatnya pada 2030, Indonesia bakal mendapatkan bonus demografi. Pada tahun tersebut, Indonesia bakal memiliki penduduk di kelas umur produktif dalam jumlah besar, yakni sekitar 68,3 juta orang. Menurut dia, bonus demografi seperti ini hanya terjadi 1 kali dalam sebuah peradaban sebuah negara.
Namun bonus demografi ini dapat menguntungkan Indonesia, dan juga bahkan menjadi bencana.
"Di tahun 2030-an kita akan mengalami puncak bonus demografi, 68,3 (juta) total penduduk Indonesia berusia produktif. Yang seperti ini terjadi hanya 1 kali dalam peradaban sebuah negara," ucap Jokowi di Gedung Teater Jakarta, Kamis (15/6/2023).
"Ini bisa menjadi peluang, tapi ini bisa menjadi sebuah bencana jika tidak bisa mengelolanya," sambungnya.
Jokowi mencontohkan, ada sebuah negara di benua Afrika, yang kala itu sempat mengalami bonus demografi. Namun, bukannya memberikan keuntungan untuk negara, justru malah sebaliknya.
"Di sebuah negara di Afrika pada 2015 juga mendapatkan bonus demografi. Tapi dalam 7 tahun (berselang) justru pengangguran melonjak. Menjadi 33,6 persen. Saya tidak akan sebut negaranya," ungkapnya.
Untuk itu, Presiden meminta kepada seluruh stakeholder mulai dari Kementerian/Lembaga hingga tingkat Pemerintah Daerah untuk bekerja keras dalam mewujudkan visi misi Indonesia Emas di 2045.
Untuk mencapai sasaran visi tersebut, Indonesia memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) terbaru, yakni RPJPN 2025-2045 yang mengusung visi Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan.
Baca juga: Bonus Demografi dan Penetrasi Teknologi Percepat Adopsi Web3 di Indonesia
"Kita harus bekerja keras manfaatkan peluang ini. Kita harus punya perencanaan taktis, visi juga taktis. Punya strategi taktis, karena kita berkompetisi dengan negara lain," pungkasnya.