Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Badai PHK Kembali Muncul, Grab Akan Pangkas Jumlah Karyawan yang Diprediksi Lebih dari 360 Orang

PHK kali ini dilakukan dengan maksud menekan pembengkakan biaya operasional perusahaan.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Badai PHK Kembali Muncul, Grab Akan Pangkas Jumlah Karyawan yang Diprediksi Lebih dari 360 Orang
Tribunnews/Dea Duta Aulia
Ilustrasi. PHK akan dilakukan Grab Holdings pada pekan ini dengan kemungkinan jumlah korban terdampak melampaui total karyawan yang di PHK Grab pada 2020. 

"Setiap karyawan telah berperan penting dalam perjalanan GoTo, dan kami sangat mengapresiasi kontribusi mereka dalam membangun bisnis dan bersama-sama mendukung GoTo untuk mencapai misi perusahaan," pungkas Koesoemohadiani.

Masih Berlanjut Hingga 2024

Pengamat Ekonomi Digital sekaligus Direktur ICT Institute, Heru Sutadi mengungkapkan, fenomena PHK di perusahaa rintisan atau startup masih akan terjadi hingga 2024.

Tak hanya di startup yang skalanya kecil, namun level Unicorn ataupun Decacorn juga turut diterpa badai PHK.

"PHK di bidang startup ini masih akan terus terjadi hingga kuartal pertama tahun depan, dan PHK ini dalam range atau tingkatan kecil sampai tingkatan besar," ucap Heru kepada Tribunnews, Sabtu (11/3/2023).

"Dan yang menarik di Indonesia efisiensi tersebut dilakukan perusahaan startup yang benar-benar rintisan atau belum unicorn. Tapi ternyata Unicorn atau Decacorn juga lakukan PHK, jadi memang tidak ada startup startup di Indonesia yang terbebas dari efisiensi," sambungnya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, Heru melihat ada beberapa faktor yang membuat perusahaan startup melakukan efisiensi, khususnya PHK karyawan.

Baca juga: Bisnis Boncos, Kembaran Grab PHK 400 karyawan

BERITA REKOMENDASI

Pertama, adanya tantangan krisis ekonomi dunia imbas tingginya ketidakpastian global. Hal tersebut tentunya berdampak kepada sumber pendanaan oleh para industri digital untuk melakukan pengembangan usaha.

"Dari analisis yang kita lakukan karena banyak hal. Seperti, memang krisis ekonomi dunia yang belum menentu, kemudian pendanaan startup yang kian turun bahkan tidak ada dana startup," papar Heru.

Kedua, strategi 'bakar uang' melalui gratis ongkos kirim ataupun diskon dalam jumlah yang cukup besar.

Diketahui, program tersebut ditujukan untuk promosi dan menarik minat pelanggan. Namun apabila strategi bakar uang tidak diatur secara baik, hal ini berakibat fatal terhadap kinerja.

Heru memberikan pandangannya, daripada perusahaan startup melakukan PHK, lebih baik mengambil kebijakan efisiensi dalam bentuk lain.

Seperti pemotongan gaji karyawan, hingga mengurangi fasilitas para karyawannya di kantor.

"Selama ini startup Indonesia kan sistem bakar uang ini masih terjadi, dan juga promosi gratis ongkir, ini kan juga membuat upaya melakukan efisiensi," ucap Heru.

"Memang yang mudah efisiensi itu pengurangan jumlah karyawan. Tapi ada hal lain seperti pengurangan fasilitas di kantor-kantor startup. Atau pengurangan gaji," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas