YLKI Imbau Masyarakat Percayakan Penyembelihan Hewan Kurban ke Juleha
Masyarakat diminta memastikan hewan kurban yang disembelih dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengimbau sejumlah hal menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengimbau masyarakat agar memastikan hewan kurban yang disembelih dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit.
"Hal itu dibuktikan dengan sertifikat sehat dari Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang punya otoritas menerbitkan sertifikat sehat," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (26/6/2023).
Menurut dia, sertifikat sehat ini sangat penting untuk menjamin keamanan daging kurban yang akan dikonsumsi selain juga untuk menekan suatu penyakit zoonosis tertentu agar tidak menyebar ke hewan lainnya, dan atau menular ke manusia.
"Apalagi saat ini masih terdapat wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), plus potensi wabah lainnya," ujar Tulus.
Kemudian, Tulus mengimbau agar hewan kurban disembelih oleh JULEHA (Juru Sembelih Halal). "Penyembelihan oleh Juleha mampu melakukan penyembelihan secara profesional dan halal (sesuai syariat Islam)," katanya.
Tulus pun turut mengimbau agar penyembelihan hewan kurban memerhatikan aspek lingkungan. Misalnya dengan tidak membuang darah dan kotoran hewan secara sembarangan, seperti ke sungai.
Baca juga: Jual Sapi-sapi Premium, Peternak di Bogor Mendulang Rupiah di Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah
"Pembuangan darah/kotoran ke sungai akan menyerbarkan berbagai potensi penyakit menular," ujar Tulus.
Idealnya, kata dia, prosesi penyembelihan dilakukan di dalam RPH, baik RPH milik pemerintah atau RPH milik swasta, sehingga mempunyai sertifikat NKV (Nomor Kontrrol Veteriner).
"Masjid Istiqlal bisa memelopori hal ini sebagai contoh praktik baik penyembelihan hewan kurban," kata Tulus.
Dia mengatakan prosesi penyembelihan perlu memerhatikan aspek kesrawan (kesejahteraan hewan). Misalnya, tidak menyembelih hewan kurban di depan hewan kurban yang masih hidup.
Selain itu, hewan kurban yang telah disembelih agar tidak disandingkan dengan hewan kurban yang masih hidup, yang akan menunggu penyembelihan.
"Aksi seperti ini bisa menimbulkan hewan kurban stres dan mengakibatkan daging yang kita konsumsi menjadi tidak sehat," ujar Tulus.
Baca juga: Daftar Harga Kambing hingga Sapi Kurban Jelang Idul Adha 2023
Tulus turut mengimbau agar prosesi penyembelihan hewan kurban tidak disaksikan oleh anak kecil (balita), atau anak anak yang masih di bawah umur. "Hal semacam ini bisa berdampak buruk pada psikologi anak, misalnya memicu aksi sadisme pada anak anak," katanya.
Terakhir, Tulus mengimbau agar pembagian dan pembungkusan hewan kurban menggunakan kemasan yang ramah lingkungan, dan atau menggunakan kemasan yang food grade.
"Jangan sampai menggunakan kemasan plastik yang berwarna hitam/merah, yang jelas jelas tidak aman untuk mengemas daging kurban," tutupnya.