Berkongsi di Bisnis Minyak, Arab Saudi Makin Mesra dengan Rusia
Arab Saudi dan Rusia yang merupakan pengekspor minyak terbesar dunia meningkatkan pengurangan pasokan minyak mentah ke pasar dunia sejak Senin lalu.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, VIENNA – Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pihaknya akan terus memperkuat kerja sama dengan Rusia untuk mendukung pasar minyak dunia.
“Bagian dari apa yang telah kami lakukan (pada hari Senin) dengan bantuan rekan-rekan kami dari Rusia juga untuk mengurangi sisi sinis penonton tentang apa yang terjadi antara Saudi dan Rusia dalam masalah khusus itu,” kata Pangeran Abdulaziz dalam sebuah pernyataan, Rabu (5/7/2023).
"Cukup jelas bahwa kami telah mengeluarkan tidak hanya perpanjangan (pemotongan minyak) tetapi juga dengan validasi dari pihak Rusia," sambungnya.
Arab Saudi dan Rusia yang merupakan pengekspor minyak terbesar dunia telah memperdalam pengurangan pasokan minyak pada Senin (3/7/2023) dalam upaya untuk meningkatkan harga minyak.
Namun langkah itu hanya bertahan sebentar. Pada Rabu (5/7/2023), patokan Brent berjangka masih berada di angka 76,30 dolar AS per barel dan tetap di bawah 80 hingga 100 dolar AS per barel yang dibutuhkan sebagian besar negara OPEC untuk menyeimbangkan anggaran mereka.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) yang merupakan produsen minyak terbesar di luar OPEC Plus telah berulang kali meminta kelompok tersebut untuk meningkatkan produksi guna membantu ekonomi global, tetapi juga mengkritik kerja sama Saudi dengan Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Di sisi lain, Arab Saudi telah berulang kali menolak panggilan AS dan Pangeran Abdulaziz secara tegas mengatakan pemangkasan produksi minyak bersama terbaru yang disetujui oleh Rusia dan Arab Saudi pekan ini membuktikan para skeptis salah.
Pengetatan Pasar Minyak
Badan Energi Internasional memperkirakan pasar minyak akan mengetat pada paruh kedua tahun ini, sebagian karena pemangkasan oleh OPEC Plus.
Baca juga: Pemberontakan Wagner di Rusia Picu Lonjakan Harga Minyak Mentah Dunia
Bos raksasa energi Saudi Aramco, Amin Nasser tetap optimis tentang pertumbuhan permintaan dalam jangka menengah karena ekonomi China dan konsumsi bahan bakar jet global masih belum pulih dari penurunan selama pandemi.
Baca juga: Arab Saudi dan Rusia akan Kembali Pangkas Pasokan Minyak di Tengah Perlambatan Ekonomi Global
Sementara itu, Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Al Mazrouei mengatakan pemangkasan minyak terbaru harus cukup untuk membantu menyeimbangkan pasar minyak.
“Pemotongan pasokan minyak ini harus cukup untuk menilai pasar dan melihat keseimbangan pasar," kata Mazrouei.
Dia lebih lanjut mengatakan UEA tidak akan berkontribusi pada pemangkasan baru karena sudah memproduksi minyak jauh di bawah kapasitasnya.