Industri Makanan dan Minuman Diyakini akan Terus Meningkat
BKPM memiliki target investasi Rp1.400 triliun pada 2023 yang terus digenjot dengan upaya hilirisasi melalui peningkatan nilai tambah.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM) menyampaikan industri makanan dan minuman (mamin) di dalam ke depan masih akan bertumbuh.
"Industri makanan minuman masih akan terus meningkat. Makanan minuman bukan hanya untuk manusia hidup, tetapi juga supaya manusia menjadi sehat," ujar Staf Ahli Ekonomi Makro Kementerian Investasi/BKPM, Iwan Suryana ditulis Selasa (11/7/2023).
Iwan pun mengapresiasi hadirnya Tate & Lyle di Indonesia untuk mendukung industri makanan minuman Aanah Air dengan potensi yang sangat besar.
Baca juga: PM Jepang Target Investasi 100 Triliun Yen, METI Buat Studi Kasus Investasi Asing
"Kami melihat Tate & Lyle membantu perusahaan mengurangi penggunaan gula dan kalori, sehingga makanan dan minuman yang diproduksi oleh perusahaan bisa memberikan kontribusi bagi Kesehatan masyarakat," ucapnya.
Lebih lanjut mengenai peluang investasi, Iwan menyebutkan BKPM memiliki target investasi Rp1.400 triliun pada 2023 yang terus digenjot dengan upaya hilirisasi melalui peningkatan nilai tambah, kemudahan perizinan, fasilitas untuk mengurangi biaya produksi, serta kemitraan antara perusahaan besar dengan UMKM.
“Kami berharap Tate & Lyle dapat memberikan kontribusi untuk negara kita, khususnya dalam hal produksi makanan minuman yang dihasilkan oleh industri bisa menghasilkan makanan yang sehat untuk masyarakat," ucap Iwan.
Diketahui, Tate & Lyle PLC (Tate & Lyle), perusahaan global yang menghadirkan solusi bahan makanan dan minuman yang lebih sehat.
Kali ini, Tate & Lyle membuka Pusat Inovasi dan Kolaborasi untuk Customer di Jakarta, pada Selasa, 27 Juni. Peresmian ini menandai tonggak penting dalam strategi pertumbuhan Tate & Lyle untuk memperluas kehadirannya di wilayah Asia Pasifik, khususnya di Indonesia, pasar yang telah dijajaki lebih dari satu dekade.
Nick Hampton, CEO Tate & Lyle menyampaikan, perusahaan antusias membuka Pusat Inovasi dan Kolaborasi Customer kami di Indonesia yang merupakan salah satu dari 17 laboratorium global unggulan perusahaan.
Menurutnya, tim lokal perusahaan akan membantu produsen makanan dan minuman untuk memanfaatkan bahan baku unggulan dan kemampuan formulasi kami di bidang pemanis, tekstur, dan fortifikasi untuk menciptakan produk makanan dan minuman dengan kandungan gula, lemak, dan kalori yang lebih rendah, serta dengan manfaat gizi tambahan, seperti serat dan protein nabati.”l
"Ini adalah investasi terbaru Tate & Lyle di Asia Pasifik, setelah mengakuisisi bisnis stevia terkemuka di China pada 2020, mengakuisisi produsen tepung tapioka di Thailand pada 2021, dan mengakuisisi perusahaan serat prebiotik global yang berbasis di China pada 2022," ucapnya.
--