Credit Suisse Kembali Lakukan PHK, Puluhan Karyawan di Unit Sekuritas China Terdampak
Pemangkasan jumlah karyawan bertujuan untuk menekan biaya operasional di perusahaan patungannya.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG – Perusahaan perbankan investasi Credit Suisse mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap lebih dari 40 karyawan di unit sekuritas China.
Menurut sebuah sumber, pemangkasan tersebut bertujuan untuk menekan biaya operasional di perusahaan patungannya.
“Langkah ini bertujuan untuk lebih memperketat pengeluaran di perusahaan patungan karena Credit Suisse berusaha membendung kerugian,” kata sumber tersebut.
Baca juga: Teknologi AI Intai Programmer Outsource di India, Jutaan Pekerja Terancam Kena PHK
Usaha patungan tersebut membukukan kerugian bersih sebesar 254,5 juta yuan atau sekitar 35,27 juta dolar AS pada 2022, menurut laporan tahunannya.
Adapun PHK tersebut juga dilakukan karena Credit Suisse dan mitra usaha patungannya, Founder Securities, menjual unit tersebut dan terlibat dengan pembeli potensial seperti Citigroup.
Di sisi lain, UBS berencana untuk melepaskan holding setelah merger karena terikat oleh peraturan China untuk memiliki kendali tidak lebih dari satu usaha patungan sekuritas
Meski demikian, UBS harus menyelamatkan saingannya yang dilanda krisis lintas kota awal tahun ini.
Credit Suisse PHK 10 Persen Staf di Eropa
Awal tahun ini, lembaga pemberi pinjaman itu juga telah melakukan pemangkasan terhadap 10 persen karyawannya di Eropa sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan imbas krisis likuiditas yang terjadi.
Krisis likuiditas mulai dialami oleh Credit Suisse sejak Oktober tahun lalu, tepatnya setelah bank sentral kompak menyerukan langkah hawkish dengan mengerek naik suku bunga acuan ke level tertinggi.
Meski kenaikan suku bunga dianggap sebagai cara paling efektif untuk menyeimbangkan harga dan membuat laju inflasi melandai, tetapi kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral seperti The Fed hingga European Central Bank (ECB) telah memicu penurunan laba pada sejumlah perbankan di global termasuk Credit Suisse.