Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Krisis Pangan Mengancam Usai India Setop Ekspor Beras, Indonesia Diklaim Aman: Stok Melimpah

Larangan ekspor beras jenis non basmati diberlakukan Modi lantaran para petani di India mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrim.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Krisis Pangan Mengancam Usai India Setop Ekspor Beras, Indonesia Diklaim Aman: Stok Melimpah
Tribunnews/Herudin
Ilustrasi. Pasokan pangan secara global terancam mengalami krisis usai Perdana Menteri India Narendra Modi resmi memberlakukan larangan ekspor beras dunia mulai 20 Juli 2023. 

Menanggapi ramainya isu krisis beras global, Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim stok beras dalam negeri mengalami surplus, meski tidak ada pasokan impor beras dari India.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, stok beras yang dikuasai BULOG saat ini ada sebanyak 750 ribu ton , disamping itu juga hingga hari ini BULOG sudah menyerap lebih dari 700 ribu ton beras petani dalam negeri dan akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan,” Direktur Bisnis Perum BULOG Febby Novita dalam keterangan resminya.

Baca juga: Zulkifli Hasan Sebut Harga Telur & Beras di Pasar Pananjung Pangandaran Lebih Mahal dari Daerah Lain

“Untuk mewujudkan pemenuhan Cadangan Pangan ditengah ancaman ekspor beras India dan bencana el nino BULOG akan terus menjamin kebutuhan melalui outlet-outlet binaan Perum BULOG seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang," tambah Febby.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan, kebijakan India yang menyetop ekspor beras non-Basmati tidak akan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan nasional.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras.

"Kita akan pastikan bahwa Indonesia memiliki stok yang cukup, hitungannya carry over dari 2022 ke 2023 itu ada sekitar 4 juta ton," kata Arief dalam keterangannya, Minggu (23/7/2023).

"Kemudian dari amatan KSA (Kerangka Sampel Area) kita punya produksi lebih dari 2,8 juta ton amatan bulan Mei, jadi kita optimis beras aman," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Arief mengungkapkan, sesuai arahan Presiden pada Ratas Kabinet Selasa (18/7) lalu, NFA telah mempersiapkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang pemenuhannya diprioritaskan bersumber dari dalam negeri.

Kata dia, penugasan pengadaan CBP sebanyak dua juta ton yang dilakukan melalui importasi Perum Bulog bersumber dari beberapa negara, tidak termasuk India.

Bahkan menurutnya, justru pemerintah India yang menawarkan dilakukannya trade balancing dengan Indonesia.

Baca juga: Bapanas: Penyaluran Bantuan Pangan Beras ke 21,353 Juta KPM Rampung 100 Persen

"Trade balance India itu dengan Indonesia kalahnya besar, sehingga teman-teman dari India ini mengharapkan kita itu Importasinya salah satunya dari India, jadi memang mereka sendiri yang meminta pemerintah Indonesia untuk menyeimbangkan atau trade balance karena ekspor CPO kita jauh lebih besar," ungkapnya.

Adapun untuk mengantisipasi menurunnya jumlah ketersediaan beras akibat El Nino, Bapanas telah mempersiapkan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

"Salah satu arahan Presiden, Menteri Pertanian diminta untuk mempercepat tanam dan mempersiapkan produksi, serta penyaluran pupuk, sedangkan NFA diminta mengkalkulasi berapa kebutuhan dan dipenuhinya dari mana," terang Arief.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas