Jokowi Diminta Tak Buang Badan Saat Masyarakat Kesulitan Cari Gas Elpiji 3 Kg: Tegur Erick Thohir
Jokowi dapat memanggil menteri yang bersangkutan dan segera tugaskan untuk menyelesaikan masalah distribusi gas melon 3 Kg.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta segera bertindak mengatasi kelangkaan gas elpiji atau gas melon 3 kilogram (Kg) di berbagai daerah.
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengatakan, Jokowi jangan buang badan terhadap masalah ini, karena presiden merupakan pemegang tongkat komando tertinggi di struktur pemerintahan.
Dengan posisi tersebut, kata Mulyanto, Jokowi dapat memanggil menteri yang bersangkutan dan segera tugaskan untuk menyelesaikan masalah distribusi gas melon 3 Kg.
Baca juga: Gas Melon Langka, Warga Belitung Sampai Cari di Medsos, Jokowi Ingatkan Hanya untuk Rakyat Tak Mampu
"Jangan terkesan melempar tanggung-jawab kepada bawahan," kata Mulyanto, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Mulyanto pun meminta Jokowi menegur Menteri BUMN Erick Thohir atas kelangkaan gas subsidi ini, karena masyarakat kecil sedang kesulitan.
“Presiden harus tegur Erick Thohir agar fokus menyelesaikan masalah kelangkaan gas melon ini. Ingatkan Erick jangan terlalu asik mengurus sepak bola dan polemik rumput JIS sehingga tugas utama sebagai Menteri BUMN terbengkalai. Akibatnya masyarakat susah mendapatkan kebutuhan sehari-hari,” kata Mulyanto.
Ia pun mendesak Pemerintah segera menata pengelolaan gas LPG 3 Kg dan jangan terus-menerus menyusahkan masyarakat.
“Di tengah harga gas LPG dunia yang terus merosot hampir setengahnya sejak puncaknya di awal tahun 2022, harusnya harga LPG di Indonesia juga sudah ikut turun.
Tetapi yang terjadi di kita justru sebaliknya, terjadi kelangkaan gas LPG 3 kilogram dan harganya juga melejit,” sesal Mulyanto.
Mulyanto mengaku mendapat laporan terjadi kelangkaan gas LPG 3 Kg di berbagai daerah seperti Balikpapan, Makassar, Banyuwangi, Sumatera Barat, Kediri, dan lainnya.
Mulyanto menambahkan memang ada penumbuhan demand pasca pandemi Covid-19. Namun diperkirakan over kuota tersebut tidak lebih dari 2,7 persen atau kekurangan sebesar 0.3 juta ton LPG 3 kg.
Artinya over kuota tidak banyak dan uang subsidi lebih. Semestinya gas LPG 3 kilogram tidak langka dan bahkan turun harga.
Di sisi lain Mulyanto menambahkan, dari hasil prognosa Pertamina, biaya subsidi LPG 3 kilogram tahun 2023 (dengan memperhitungkan biaya over kuota) dapat dihemat sebesar Rp 32.4, karena penurunan harga LPG dunia tersebut.
Sebagai informasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal kelangkaan LPG 3 kg alias gas melon di beberapa daerah. Aduan kelangkaan ini juga diterima Jokowi saat kunjungan kerja ke Kabupaten Malang Senin (24/7).
Menurutnya, gas yang harganya disubsidi pemerintah itu memang diperebutkan. Karena itu, ia mengingatkan gas melon hanya diperuntukkan bagi warga miskin.