Konsumsi Rumah Tangga Jadi Sektor Pendorong Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2023 tumbuh sebesar 5,17 persen.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2023 tumbuh sebesar 5,17 persen.
Konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi yakni menyumbang 2,77 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud mengatakan, penyumbang utama Produk Domestik Bruto (PDB) pada sektor konsumsi rumah tangga di triwulan II tumbuh 5,23 persen.
Baca juga: PDB Sektor Perikanan Masih Rendah, Menteri KKP Kejar Target 6 Persen
"Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen di tahun 2023 pada triwulan II ini terutama didorong oleh komponen konsumsi rumah tangga, PMTB, kemudian konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga non profit yang tumbuh positif di triwulan II 2023," kata Edy dalam Rilis BPS, Senin (7/8/2023).
Edy memaparkan, pertumbuhan positif terhadap konsumsi rumah tangga didorong oleh perayaan hari besar keagamaan, pemberian gaji ke-13 bagi aparatur sipil negara (ASN) dan peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur keagamaan.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal II 2023 Tembus 5,17 Persen
"Dorongan konsumsi rumah tangga juga tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur keagamaan maupun libur sekolah. Jadi mobilitas masyarakat cukup tinggi selama libur di triwulan II 2023," ujarnya.
Edy menyampaikan, kelompok konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup tinggi lainnya adalah transportasi dan komunikasi, kelompok pakaian, alas kaki dan jasa perawatan serta restoran dan jasa akomodasi.
"Ini kelompok kelompok yang secara konsumsi rumah tangga tumbuh cukup tinggi di triwulan II 2023," tegasnya.
Selain itu, Edy menambahkan, penyumbang kedua didorong oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 4,63 persen dan konsumsi pemerintah yang tumbuh 10,62 persen. Sementara ekspor minus 2,75 persen.
"Dari komponen PMTB kita bisa melihat bahwa PMTB masih tumbuh positif, pada seluruh kelompok barang modal terkecuali peralatan lainnya. PMTB fisik mengalami pertumbuhan positif utamanya adalah pembangunan Jalan Irigasi dan jaringan yang dilakukan oleh pemerintah," ungkap Edy.
"Ekspor barang migas pada beberapa komoditas, seperti gas alam, hasil minyak dan minyak mentah. Ekspor jasa tumbuh positif, seiring peningkatan jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri," imbuhnya.