India Naikan Bea Ekspor Bawang Bombai Jadi 40 Persen Buntut El Nino
Termasuk India turut mengalami musim panas yang lebih panjang dari tahun sebelumnya. Ancaman ini yang membuat harga bomba
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS,COM NEW DELHI – Bencana el nino atau pemanasan suhu yang ekstrim mendorong Perdana Menteri Modi Narendra untuk memperketat pasar pangan dengan menaik bea ekspor bawang bombai jadi 40 persen, berlaku mulai 19 Agustus hingga 31 Desember 2023.
Mengutip dari Reuters, kenaikan tarif bea ekspor diberlakukan otoritas India setelah para petani bawang bombai India dihadapkan oleh ancaman bencana el nino atau fenomena pemanasan permukaan laut di atas rata-rata.
Fenomena ini terjadi akibat adanya angin laut yang terus bertiup ke arah barat di sepanjang ekuator. Sayangnya pergerakan angin mendorong air berjalan ke wilayah Timur hingga menciptakan suhu permukaan laut yang lebih panas dari biasanya, di Asia suhu meningkat sekitar 0,2 derajat celcius dari tahun lalu.
Baca juga: Nilai Ekspor Januari-Juli 2023 Turun Drastis 10,27 Persen, Sentuh 149,53 Miliar Dolar AS
Termasuk India turut mengalami musim panas yang lebih panjang dari tahun sebelumnya. Ancaman ini yang membuat harga bomba di negara Bollywood itu mengalami lonjakan tajam.
Dalam sebulan terakhir harga bawang bombai naik lebih dari 20 persen hingga harganya tembus menjadi 2.400 rupee atau sekitar 28,87 dolar AS per 100 kg.
“Imbas el nino, India dilanda penurunan curah hujan terendah sejak tahun 1901, kekeringan yang parah lantas merusak hasil panen tanaman,” jelas eksportir bawang yang berbasis di Mumbai.
Baca juga: BPS: Ekspor Juli Capai 20,88 Miliar Dolar AS, Naik Tipis 1,36 Persen dari Juni 2023
"Sementara bawang yang dipanen selama bulan-bulan musim panas membusuk dengan cepat, dan pasokan baru tertunda. Situasi ini mendorong pemerintah mengambil tindakan pencegahan," tambah eksportir lainnya,
Tak hanya bawang, awal bulan kemarin PM Modi juga memberlakukan larangan ekspor beras jenis non basmati ke pasar dunia.
Langkah ini diambil guna mengamankan pasokan beras dalam negeri lantaran belakangan ini sentra-sentra produksi beras seperti Punjab dan Haryana mengalami gagal produksi akibat gelombang panas mencapai 46 derajat celcius.
Selain memicu kenaikan harga pangan dan lonjakan inflasi tahunan India hingga naik tajam ke level tertinggi dalam 15 bulan terakhir yaitu 7,44 persen di bulan Juli.
Bencana el nino yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka kemungkinan besar akan mendorong sejumlah negara Asia dan Afrika mengalami krisis pangan.
Mengingat India sendiri menjadi pemasok biji – bijian dan beras terbesar di Asia, dalam setahun terakhir India sanggup menyumbang ekspor 21,5 juta ton beras per tahun.