Menteri ESDM Ajak Negara Asean Percepat Transisi Energi dan Kurangi Impor BBM
Arifin Tasrif mengajak negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk meningkatkan ketahanan energi dengan mempercepat transisi energi
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengajak negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk meningkatkan ketahanan energi dengan mempercepat transisi energi ramah lingkungan.
Selain itu, Arifin juga merekomendasikan negara Asia Tenggara atau Asean mengurangi kebutuhan impor dan konsumsi bahan bakar berbasis fosil.
Baca juga: Ombudsman RI: Desentralisasi Potensi EBT Mendorong Transisi Energi
"Keamanan energi menjadi semakin penting dalam perjalanan menuju emisi nol bersih. Negara-negara Asean telah berjanji untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada pertengahan abad ini," ucap Arifin dalam keterangannya dikutip, Rabu (23/8/2023).
"Komitmen ini akan menjadi landasan peta jalan menuju Asean NZE," sambungnya.
Untuk itu, agar mencapai netralitas karbon di kawasan Asean, menurut Arifin, perlu dilakukan dekarbonisasi.
Tidak hanya di sektor ketenagalistrikan, namun juga di sektor konsumsi energi final yang terdiri dari sektor industri, transportasi, perumahan, dan komersial.
Arifin menambahkan, menurut laporan The International Renewable Energy Agency (IRENA), porsi konsumsi energi listrik di sektor bangunan meningkat dari 46 persen pada tahun 2018 menjadi 78 persen pada Planned Energy Scenario (PES) 2050 karena peningkatan penggunaan listrik untuk pendingin ruangan, peralatan dan memasak.
Baca juga: Gas Alam Dinilai Pegang Peranan Vital Selama Masa Transisi Energi
"Secara industri, industri berat dan menengah sekitar 80 persen akan menggunakan bahan bakar pada skenario PES 2050. Sedangkan di bidang transportasi, di bawah PES 2050, pangsa mesin pembakaran dalam di kawasan Asean mencapai 80 persen pada tahun 2050," bebernya.
Oleh karena itu, Arifin menyampaikan bahwa efisiensi energi dan konservasi serta elektrifikasi penting untuk diterapkan di seluruh sektor untuk menghindari pelepasan emisi lebih banyak ke udara di kawasan Asean.
KTT Asean tahun 2023 menyepakati penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendekarbonisasi sektor transportasi darat di kawasan guna mencapai NZE.
"Negara-negara Asean berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional dengan melibatkan seluruh Negara Anggota Asean," papar Arifin.
"Kita harus bekerja untuk meningkatkan industri kendaraan listrik dan menjadikan Asean sebagai pusat produksi global," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.