Tak Ingin Harga Menjadi Mahal, Buwas Ogah Distribusikan Beras Bulog Curah Ukuran 50 Kg
Dari pengalaman yang terdahulu, jika didistribusikan secara curah akan berdampak pada harganya di lapangan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog kini tak lagi mendistribusikan beras dalam bentuk curah atau 50 kilogram (kg) karena pihaknya telah belajar dari pengalaman.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, dari pengalaman yang terdahulu, jika didistribusikan secara curah, akan berdampak pada harganya di lapangan.
Adapun saat ini yang didistribusikan oleh Bulog adalah beras premium dengan nama beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan). Harganya Rp47 ribu per 5 kilogram.
Baca juga: Sulawesi Selatan Terancam Terdampak El Nino, Bulog Pastikan Stok Beras Aman
"Kita tidak lagi mendistribusikan dengan bentuk curah atau 50 kg karena pengalaman yang sudah-sudah, kalau kita mendistribusikan dengan 50 kg atau bentuk curah, pasti jadinya harganya mahal di lapangan. Apa lagi beras Bulog sekarang itu premium," kata Buwas, sapaan akrabnya, usai melakukan sidak stok beras di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).
Jadi, kata dia, masyarakat membelinya bukan beras premiun murah, tapi beras premium mahal, yaitu di atas Rp13 ribu.
"Sekarang ini kita lihat sendiri beras premium sampai ada yang Rp16 ribu, Rp17 ribu," kata Buwas.
"Nah ini langkah-langkah pemerintah untuk bagaimana menstabilkan harga, kebutuhan masyarkat bisa terpenuhi, langsung menyentuh di lini-lini terdepan masyarakat," lanjutnya.
Dalam kesempatan sama, Buwas juga meminta masyarakat tidak khawatir akan stok beras karena Bulog sudah mempersiapkannya.
Kondisinya saat ini, Bulog telah mengamankan cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,6 juta ton.
Mantan Kepala Bareskrim Polri itu juga mengingatkan masyarakat tak menimbun beras
"Masyarakat bisa membeli beras yang murah sesuai dengan kebutuhan, tapi ingat, tidak untuk menimbun (dan) membeli banyak-banyak," kata Buwas
"Jangan sampai ada panic buying karena ya ketersediaannya ada. Jadi jumlahnya, stoknya ada. Tidak usah takut," tuturnya.