Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saat Jokowi Menenangkan Masyarakat Soal Harga Beras yang Terus Melambung

Harga beras yang terus merangkak naik membuat Presiden Joko Widodo berusaha menenangkan masyarakat perihal harga bahan makanan pokok tersebut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Jokowi Menenangkan Masyarakat Soal Harga Beras yang Terus Melambung
Ist
Presiden Jokowi juga memberikan bantuan pangan kepada keluarga penerima manfaat (PKM) di kawasan gudang bulog dan juga didampingi Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Bulog Budi Waseso, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, dan Mensesneg Pratikno. 

TRIBUNNEWS.COM -- Harga beras yang terus merangkak naik membuat Presiden Joko Widodo berusaha menenangkan masyarakat perihal harga bahan makanan pokok tersebut.

Pria yang akrab disapa Jokowi meminta agar masyarakat tidak khawatir mengenai persediaan beras.

Ia menyebutkan dalam beberapa tahun saat masa produksi beras rendah, tahun ini persediaan beras justru mencapai angka tertinggi.

Baca juga: Cara Cek Penerima Bansos Beras, Disalurkan Mulai 11 September 2023

Presiden mengatakan bahwa berdasarkan hasil peninjauan ada stok beras untuk menghadapi kekeringan. Biasanya stok beras di gudang Bulog hanya 1,2 juta ton, sekarang 2 juta ton.

"1,2 juta ton, ini kita memiliki 2 juta ton sehingga kita tidak usah khawatir," kata Jokowi usai meninjau gudang milik Bulog, di Bogor, Senin (11/9/2023).

Saat ini harga beras naik pada laju tercepat dalam satu dekade pada bulan Agustus, meskipun tingkat inflasi masih relatif rendah.

Rata-ratanya naik sebanyak 16 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya menjadi 14.000 rupiah (91 sen AS) per kilogram, yang merupakan nilai tertinggi setidaknya sejak bulan Maret 2017, ketika pencatatan dimulai, menurut data bank sentral.

Berita Rekomendasi

Dijelaskan, Indonesia memiliki 1,6 juta metrik ton stok beras milik pemerintah di gudang, dan 400.000 ton pasokan impor lainnya sedang dikirim.

Dikutip dari Reuters, Presiden meluncurkan program bantuan beras sebesar 8 triliun rupiah ($520 juta) dari gudang, di mana pemerintah akan membagikan 640.000 ton beras kepada 21,35 juta rumah tangga berpenghasilan rendah selama tiga bulan.

Program tersebut bertujuan untuk melindungi masyarakat berpendapatan rendah dari kenaikan harga beras.

Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang berjumlah 270 juta jiwa dan pergerakan harga merupakan hal yang sensitif secara politik, terutama menjelang pemilu yang akan diadakan pada bulan Februari.

Bansos Dipercepat

Sementara Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang mendampingi Presiden Jokowi meninjau persediaan dan membagikan beras di Gudang Bulog Sunter Timur II Kelapa Gading, Jakarta Utara,mrngstsksn pemerintah mendorong dipercepatnya bantuan sosial (bansos) dalam bentuk beras. Hal ini dilakukan agar harga beras bisa ditekan.

Mendag yang akrab disapa Zulhas mengatakan, pembagian 10 Kg beras ke 21,3 juta masyarakat Indonesia memang dipercepat. Adapun alasannya adalah untuk menekan harga beras di pasaran.

"Ya ini dipercepat, emang harusnya bulan Oktober. (Tujuannya) agar harga beras ini harganya mudah-mudahan bisa turun," kata Zulhas usai mendampingi Jokowi, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Budi Waseso Geram, Beras SPHP Kemasan 5 Kg Dijual di Shopee, E-Commerce Diminta Takedown

Zulhas menambahkan proses pembagian ini masih akan berlanjut hingga bulan November mendatang. Sedangkan untuk berapa jumlah beras yang akan dibagikan, semua akan diberikan sesuai pemerintah presiden.

"Jadi perintah Presiden, beberapa pun digelontorkan," ujar Zulhas.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN ini mengatakan pemerintah akan menyalurkan beras bantuan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Ini dilakukan pemerintah di tengah harga beras yang saat ini dinilai masih tinggi.

Presiden Jokowi usai meninjau persediaan beras di gudang Bulog, Bogor, Senin, (12/9/2033).
Presiden Jokowi usai meninjau persediaan beras di gudang Bulog, Bogor, Senin, (12/9/2033). (Sekretariat Presiden)

"Terkait harga yang masih naik, Untuk menekan harga, pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi berkomitmen akan membagikan beras gratis sebanyak 10 kg kepada 21,3 juta rakyat," ucap Zulhas beberapa waktu lalu.

Impor Beras

Badan Pangan Nasional memperkirakan kekeringan di beberapa wilayah negara tropis, yang diperparah oleh fenomena cuaca El Nino, dapat mengurangi produksi beras sebesar 5% hingga 7% tahun ini dari 31,54 juta ton tahun lalu.

Indonesia telah mengizinkan impor beras sebesar 2,3 juta ton tahun ini untuk mengurangi dampak El Nino, namun 453.000 ton masih belum dikontrak, kata seorang pejabat Bulog pada rapat koordinasi terpisah mengenai pasokan pangan pada hari Senin.

Jokowi, yang baru saja kembali dari KTT para pemimpin G20 di India, mengatakan ia telah berbicara dengan negara-negara termasuk Kamboja, Tiongkok, dan Bangladesh untuk mencari kesepakatan siaga untuk kebutuhan impor di masa depan.

Bulog biasanya mengimpor dari penjual besar Thailand, Vietnam, dan India.

Harga Terus Merangkak

Harga beras di beberapa daerah mengalami kenaikan, padahal stok di gudang Bulog pada saat ini melimpah dengan angka mencapai 2 juta ton.

Di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, pedagang mengeluhkan kenaikan harga beras.

Satu di antara pedagang yang mengeluh yaitu Aloy yang menyampaikan, kenaikan beras terjadi di semua jenis, baik medium maupun premium.

Ia menyebut, kenaikan harga beras pada kisaran Rp1.000 per kilogram (Kg).

Kemudian, harga beras di Bandung Raya, Jawa Barat, paling rendah dengan kualitas medium mencapai Rp 13.500-14.000 per kg.

Di provinsi lain seperti di Bali, Nengah Merti pedagang di Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng menyampaikan, beras ukuran 25 kilogram biasanya dijual seharga Rp 280 ribu.

Namun sejak awal September, harganya terus naik menjadi Rp 290 ribu bahkan saat ini tembus di angka Rp 305 ribu.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Ariana mengatakan, kenaikan ini terjadi lantaran harga gabah melonjak dari awalnya Rp 5.500 per kilogram, kini menjadi Rp 6.700 per kilogram.

Kenaikan ini terjadi lantaran Buleleng dilanda kemarau panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino.

Para petani jadi kesulitan mengairi sawahnya karena debit air mengecil.

“Dampak El Nino juga menjadi salah satu penyebabnya. Kami sudah kunjungi Desa Sanggalangit dan Alasangker, debit airnya menurun sehingga petani kesulitan mengairi sawahnya. Musim panen juga sudah habis di minggu ini," kata Putra dikutip dari TribunBali, Senin (11/9/2023). (Tribunnews.com/Tribun Bali/Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas