Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Sempat Tertahan karena Dugaan Ada Orang Ingin Bunuh Diri

Kereta cepat Whoosh berhenti setelah masinis menerima laporan ada orang tidak dikenal yang memanjat dinding penghalau kebisingan di Km 103 Padalarang.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Sempat Tertahan karena Dugaan Ada Orang Ingin Bunuh Diri
Tribunnews/JEPRIMA
Kereta Cepat Whoosh berangkat menuju Bandung dari Stasiun Halim Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Jakarta Timur, Selasa (17/10/2023). Tribunnews/Jeprima 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kereta Cepat Whoosh nomor G1125 rute Halim - Tegalluar sempat berhenti pada pukul 10.45 di kilometer 105.

Kereta tersebut berhenti setelah masinis menerima laporan adanya orang tidak dikenal yang memanjat dinding penghalau kebisingan di kilometer 103, Desa Cempaka Mekar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Akibat dari itu, dua keberangkatan Kereta Cepat Whoosh pada Senin (23/10/2023) untuk jadwal keberangkatan pukul 13.00 WIB dari Stasiun Halim dan Tegalluar sempat tertahan sekitar 20 menit.

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pun menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini.

"KCIC memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi karena upaya pengamanan jalur yang harus dilakukan untuk keselamatan," kata Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa dalam keterangannya, Senin (23/10/2023).

Setelah berkordinasi dengan petugas keamanan dan pihak berwajib dalam hal ini Kepolisian Sektor Padalarang, oknum tersebut berhasil dievakuasi guna mengamankan yang bersangkutan dan perjalanan kereta.

BERITA REKOMENDASI

Setelah dinyatakan aman, Kereta Cepat Whoosh kembali dijalankan pada 10.49 WIB menuju Tegalluar.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannnya dan mendapatkan keterangan lebih lanjut, oknum tersebut sudah diserahkan KCIC ke pihak kepolisian.

"Diduga yang bersangkutan memiliki gangguan kejiwaan dan diduga berupaya melakukan percobaan bunuh diri," ujar Eva.

Baca juga: Cara Batalkan Tiket Kereta Cepat Whoosh, Catat Ketentuannya

Selanjutnya, untuk melakukan pengecekan lebih mendetail pada lokasi kejadian, ia mengatakan ada petugas yang diarahkan untuk melakukan pemadaman jaringan listrik aliran atas.

Hal itu dilakukan unutk melakukan inspeksi lebih mendalam demi keselamatan penumpang dan perjalanan Kereta Cepat Whoosh.


Sehingga, perjalanan kereta Whoosh dengan jadwal keberangkatan pukul 13.00 WIB relasi Halim - Tegall luar dan Tegalluar - Halim pukul sempat tertunda sekitar 20 menit

Baca juga: KCIC: Akhir Pekan Lalu, 23 Ribu Penumpang Naik Kereta Cepat Whoosh

Dalam hal pengamanan jalur, Eva mengatakan KCIC telah memasang pagar pembatas dengan kawat berduri di sepanjang jalur kereta cepat untuk mencegah benda asing atau oknum memasuki area jalur kereta.

"KCIC juga sudah memasang berbagai sensor dan cctv untuk memantau kondisi jalur kereta cepat," ujar Eva.

Seluruh petugas juga secara berkala melakukan patroli lapangan melalui kolaborasi bersama TNI Polri untuk pengamanan dan sosialisasi ke masyarakat yang dilakukan secara rutin.

Sistem pengamanan berlapis juga terdapat di sarana Kereta Cepat Whoosh yang sudah dilengkapi dengan dua emergency brake.

Pertama, Emergency Brake EB yang bekerja berdasarkan perintah driver controller, fasilitas emergency brake penumpang dan kontrol kewaspadaan masinis.

Emergency brake kedua disebut Emergency Brake UB yang akan aktif berdasarkan fungsi Automatic Train Protection (ATP), pendeteksi jarak antar kereta dengan benda asing dan pada saat power kereta dalam kondisi off / tidak bekerja.

Dengan dua sistem emergency brake ini, Eva mengatakan kereta Whoosh menawarkan tingkat keamanan yang lebih untuk melindungi perjalanan kereta pada saat terjadi kondisi yang dianggap membahayakan termasuk jika terdapat kesalahan sistem maupun human error.

"KCIC memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan akan melakukan evaluasi untuk meningkatkan pengamanan jalur serta melakukan sosialisasi ke masyarakat dan berkordinasi dengan kewilayahan setempat untuk mencegah hal serupa kembali terulang," kata Eva.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas