Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kekhawatiran Dunia dan Jokowi Jika Perang Palestina-Israel Meluas, Harga Minyak Diramal 150 Dolar AS

Bank Dunia (World Bank) meramal harga minyak dunia dapat menembus harga di atas 150 dolar AS per barel.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kekhawatiran Dunia dan Jokowi Jika Perang Palestina-Israel Meluas, Harga Minyak Diramal 150 Dolar AS
Kredit Foto: MAHMUD HAMS / AFP
Api dan asap membubung di atas gedung-gedung di Kota Gaza selama serangan udara Israel pada 8 Oktober 2023. Tentara Israel dilaporkan sudah melancarkan serangan darat skala besar ke dalam Gaza pada Jumat (27/10/2023) malam dengan ditemani pasukan elite AS, Delta Force dan di bawah perlindungan serangan udara. Semua jaringan telepon dan internet di Gaza diputus dalam serangan malam itu. 

TRIBUNNEWS.COM, - Perang Palestina dan Israel yang sampai saat ini berlangsung, dikhawatirkan berdampak kepada melonjaknya harga minyak dunia jika konflik semakin meluas di negara Timur Tengah.

Bahkan, Bank Dunia (World Bank) meramal harga minyak dunia dapat menembus harga di atas 150 dolar AS per barel.

“Jika konflik meluas melampaui perbatasan Jalur Gaza dan mengulangi embargo minyak Arab pada 1973, harga minyak bisa melonjak hingga 157 dolar AS per barel,” kata Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill dikutip Rabu (31/10/2023).

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melambung di Tengah Perang Israel-Palestina, Harga Pertalite Bakal Naik?

Tercatat, harga minyak tertinggi pernah terjadi pada Juli 2008, ketika minyak mentah Brent berjangka diperdagangkan setinggi 147,5 dolar AS per barel, menurut data dari LSEG.

“Dalam skenario terburuk yang sebanding dengan embargo minyak Arab pada 1973, pasokan minyak global akan menyusut sebesar 6 juta hingga 8 juta barel per hari,” ujar Gill

“Hal ini akan mendorong harga naik sebesar 56 persen hingga 75 persen pada awalnya menjadi antara 140 dolar AS hingga 157 dolar AS per barel,” sambungnya.

Krisis minyak lima puluh tahun yang lalu membuat harga minyak naik empat kali lipat setelah para menteri energi Arab memberlakukan embargo ekspor minyak terhadap Amerika Serikat sebagai pembalasan atas dukungannya terhadap Israel dalam perang Arab-Israel tahun 1973, yang di dikenal sebagai Perang Yom Kippur.

“Jika konflik terus meningkat, perekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade,” kata ekonom Bank Dunia itu.

BERITA TERKAIT

Meskipun Israel dan Palestina bukanlah eksportir minyak utama, tetapi konflik ini terjadi di wilayah penghasil minyak utama yang membuat kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak global.

“Jika konflik tidak kunjung berakhir, perekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, tidak hanya akibat perang di Ukraina tetapi juga di Timur Tengah,” kata Gill.

Pada Selasa (31/10/2023), harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun 2,8 persen menjadi USD 87,89 per barel.

Sedangkan harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terakhir turun 3,5% menjadi USD 82,57 per barel.

Jokowi Khawatir

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perang antara Hamas dan Israel berpotensi untuk melebar.

Apabila perang ini melebar, Jokowi mengatakan akan semakin merumitkan masalah ekonomi dan harga minyak dunia pasti mengalami kenaikan.

"Muncul lagi perang Hamas-Israel. Semakin mengkhawatirkan semua sekarang negara ini karena larinya bukan hanya perangnya di Israel dan Palestina," kata Jokowi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas