Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kekhawatiran Dunia dan Jokowi Jika Perang Palestina-Israel Meluas, Harga Minyak Diramal 150 Dolar AS

Bank Dunia (World Bank) meramal harga minyak dunia dapat menembus harga di atas 150 dolar AS per barel.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kekhawatiran Dunia dan Jokowi Jika Perang Palestina-Israel Meluas, Harga Minyak Diramal 150 Dolar AS
Kredit Foto: MAHMUD HAMS / AFP
Api dan asap membubung di atas gedung-gedung di Kota Gaza selama serangan udara Israel pada 8 Oktober 2023. Tentara Israel dilaporkan sudah melancarkan serangan darat skala besar ke dalam Gaza pada Jumat (27/10/2023) malam dengan ditemani pasukan elite AS, Delta Force dan di bawah perlindungan serangan udara. Semua jaringan telepon dan internet di Gaza diputus dalam serangan malam itu. 

“Jika konflik ini menyebar melampaui keadaan sekarang ke seluruh Timur Tengah, akan ada dampaknya,” kata dirjen WTO itu dalam sebuah pernyataan, Senin (30/10/2023).

“Ingatlah, wilayah ini juga merupakan sumber energi dunia yang berasal dari gas alam dan juga minyak, yang masih banyak digunakan di seluruh dunia. Jadi Anda akan melihat dampaknya terhadap pertumbuhan global, perdagangan global,” sambungnya.

WTO juga telah memangkas perkiraan pertumbuhan perdagangan untuk 2023 di tengah perlambatan manufaktur global. Awal bulan ini, organisasi tersebut mengurangi perkiraan pertumbuhan perdagangan barang dagangan global untuk tahun ini karena kemerosotan berkelanjutan yang dimulai pada kuartal IV 2022.

“Pertumbuhan perdagangan sudah cukup suram karena turunnya permintaan agregat secara keseluruhan,” kata Okonjo-Iweala.

Volume perdagangan barang dagangan global kini diproyeksikan tumbuh sebesar 0,8 persen tahun ini, kurang dari setengah kenaikan 1,7 persen yang diperkirakan pada April lalu. Sementara pertumbuhan sebesar 3,3 persen yang diproyeksikan pada 2024 hampir tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.

“Kembalinya perekonomian China setelah pandemi ini tidak sekuat yang kita harapkan. Kita mengalami krisis real estate di China. Pertumbuhan Uni Eropa lebih lambat dari yang kami harapkan,” kata Okonjo-Iweala.

“Amerika Serikat tampaknya baik-baik saja, tetapi tetap saja, ada masalah penurunan permintaan agregat di sebagian besar wilayah dan kedua sektor serta inflasi yang terus-menerus dengan suku bunga yang naik lebih tinggi dalam jangka panjang,” pungkasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas