Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Airlangga: Perang Israel-Hamas Bikin Ekonomi Makin Berat: Baru Mulai Napas Enggak Bisa Napas Lagi

Perang Israel-Hamas menjadi tantangan baru setelah dampak dari konflik geopolitik di Rusia-Ukraina.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Airlangga: Perang Israel-Hamas Bikin Ekonomi Makin Berat: Baru Mulai Napas Enggak Bisa Napas Lagi
Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers PDB Kuartal III 2023 di Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian dunia masih dihadapkan pada kondisi yang sangat berat.

Perang Israel-Hamas menjadi tantangan baru setelah dampak dari konflik geopolitik di Rusia-Ukraina.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah terus mengantisipasi risiko akibat ketidakpastian tersebut.

Bahkan, Airlangga mengibaratkan dunia yang baru bisa bernapas sudah tidak bisa bernapas lagi imbas tantangan tersebut.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 4,94 Persen di Kuartal III-2023, Apa Saja Faktornya?

"Pemerintah terusan antisipasi berbagai risiko yang akibat ketidakpastian geopolitik yang baru di Timur Tengah yang tentu ini Ukraina belum selesai," kata Airlangga dalam Konferensi Pers PDB Kuartal III, di Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023).

"Ini Israel Hamas itu juga menambah ketidakpastian dunia. Baru saja mulai bernapas dan sudah enggak bisa napas lagi," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Airlangga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan imbas kondisi El Nino.

"Pertumbuhan ekonomi makin akan ada penurunan nah tentu perubahan iklim juga belum selesai kita ketahui bahwa El Nino membuat pasokan pangan akan terganggu," tuturnya.

Di sisi lain, Airlangga mengklaim bahwa pemerintah terus memantau pergerakan dari konflik tersebut. Pasalnya, hal itu berimbas tidak hanya pada ekonomi juga beberapa komoditas termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

Baca juga: Alasan Jaringan Induk KUD Dukung Prabowo di Pilpres: Berpihak ke Ekonomi Pancasila

"Terkait perang kita masih monitoring, karena biasanya kalau ketegangan yang terkena itu komoditas termasuk BBM, namun karena pertumbuhan ekonomi global itu menurun, maka efek kenaikannya sementara masih kuat, kita belum tahu seberapa panjang, tentu nanti kita akan antisipasi," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas