Cegah Human Error di Celakaan KA, 2024 Sistem Persinyalan Kereta Api di Jawa Tak Lagi Manual
Persinyalan kereta api di beberapa titik khususnya di Pulau Jawa saat ini masih manual.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan di 2024 semua sistem persinyalan kereta api di Pulau Jawa beralih ke sistem elektrik.
Hal ini sebagai upaya perbaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) pasca kasus kecelakaan Kereta Api (KA) di Cicalengka, Jawa Barat.
Dia mengatakan, persinyalan kereta api di beberapa titik khususnya di Pulau Jawa masih manual.
"Pada tahun 2024 semua sinyal dimaksimalkan tidak lagi manual," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Kamis (18/1/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Budi memaparkan amatan sementara penyebab kecelakaan KA yang menewaskan 4 petugas KAI itu.
Mulai dari kesalahan teknis hingga pelanggaran SOP karena faktor manusia.
"Dari apa yang kita amati sementara KNKT belum merilis bahwa ada kemungkinan kesalahan teknis, pelanggaran SOP faktor manusia dan hal-hal lain yang sedang kita investigasi," ungkap Budi.
Pihaknya telah melaporkan tiga usulan jangka pendek dalam mereformasi sistem perkeretaapian.
Baca juga: Kecelakaan KA di Cicalengka Bandung: Kuat Dugaan Faktor Human Error
Antara lain mereformasi SDM, memperkuat SOP serta mengupayakan semua jalur menjadi dua jalur.
"Juga sinyal masih ada di beberapa yang manual. Serta elevated di kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya maupun Semarang. Sehingga tidak ada lagi perlintasan sebidang," jelas dia.
Baca juga: Pengamat: Ada Potensi Human Error dalam Kecelakaan KA Turangga-KA Lokal Baraya
Pihaknya berharap semua pihak untuk menunggu kesimpulan pasti dari KNKT terkait kecelakaan dua KA tersebut.