Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bahlil Janji Perketat Perizinan Smelter Imbas Kebakaran di Morowali

Pengetatan K3 juga menjadi standar yang perlu dijalankan oleh pemerintah dalam pembangunan smelter-smelter di Indonesia.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Bahlil Janji Perketat Perizinan Smelter Imbas Kebakaran di Morowali
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Pengetatan K3 menjadi standar yang perlu dijalankan oleh pemerintah dalam pembangunan smelter-smelter di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui, insiden kebakaran yang terjadi di smelter di Morowali beberapa waktu belakangan itu kurangnya tingkat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

"Ya saya harus mengakui bahwa dibalik itu semua ada bagian yang kita harus perbaiki kedepan K3 nya," kata Bahlil kepada wartawan usai Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV, Rabu (24/1/2024).

Bahlil mengatakan, pihaknya bakal memperketat penerapan K3 utamanya bagi perusahaan asing yang akan masuk. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir terjadinya insiden tersebut.

Baca juga: Sering Terjadi Kecelakaan Kerja, Keandalan Tekonologi Perusahaan Smelter China Dipertanyakan

"Jadi kedepan ini kita dalam memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan yang akan melakukan hilirisasi. Kita akan perketat termasuk di dalamnya K3 nya, karena kita tidak ingin ada korban jiwa, kita tidak ingin ada pencemaran lingkungan," ucap dia.

Selain itu Bahlil juga bilang, pengetatan K3 juga menjadi standar yang perlu dijalankan oleh pemerintah dalam pembangunan smelter-smelter di Indonesia.

"Kaidah norma standar yang menjadi bagian yang dipenuhi harus kita eksekusi harus kita jalankan," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, pada Desember 2023 lalu smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terbakar pada Minggu (24/12/2023).

Kemudian, empat hari kemudian smelter nikel milik PT Gunbuster Nickel Industri (PT GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah terbakar pada Kamis (28/12/2023) sekira pukul 17.26 WITA.

Kebakaran kali ini menambah catatan buruk pada kinerja PT GNI, perusahaan pengolah nikel yang jadi bahan baku baterai untuk mobil listrik.

Tahun lalu, tepatnya pada 22 Desember 2022 terjadi kebakaran di smelter PT GNI di Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara.

Sementara itu pada Jumat (19/10 kemarin, Tungku smelter milik PT Sulawesi Mining Investment (SMI) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, mengalami kebarakan sekitar pukul 19.40 Wita.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Morowali AKBP Suprianto mengatakan, insiden pada Jumat malam itu berbeda dengan peristiwa beberapa pekan lalu, yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS).

"Kejadian tadi malam di PT SMI bukan ledakan, tapi kebakaran," ujarnya, saat diwawancara Kompas TV dalam program Kompas Siang, Sabtu (20/1/2024).

Berdasarkan dugaan awal, kebakaran tungku smelter ini terjadi karena adanya luberan slag yang overload.

Sebagai informasi, slag adalah ampas peleburan logam pada tungku Karena melebihi batas, luberan slag itu diduga mengenai barang yang bisa terbakar.

"Awalnya pukul 19.40 Wita, ada laporan dari operator crane yang melihat asap tebal. Ia lalu lapor pengawas, kemudian karyawan dievakuasi," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas