Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menteri Bahlil Akui Serapan Tenaga Kerja Belum Berbanding Lurus dengan Investasi

Investasi di Indonesia lebih banyak di sektor padat teknologi, padat modal yang berakhir pada sektor industri.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Menteri Bahlil Akui Serapan Tenaga Kerja Belum Berbanding Lurus dengan Investasi
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia. Investasi di Indonesia lebih banyak di sektor padat teknologi, padat modal yang berakhir pada sektor industri. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui penyerapan tenaga kerja belum maksimal atau berbanding lurus dengan realisasi investasi.

Hal itu dia sampaikan dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV 2023 di Kantor BKPM, Rabu (24/1/2024).

"Memang betul saya akui bahwa kita itu harapannya investasi itu menciptakan lapangan pekerjaan. Namun memang harus saya akui bahwa penciptaan lapangan pekerjaan belum berbanding lurus dengan realisasi investasi," kata Bahlil.

Baca juga: Bahlil Curhat Dapat Warisan Investasi Mangkrak dari Tom Lembong Senilai Rp 708 Triliun

Menurut Bahlil, hal itu terjadi lantaran investasi di Indonesia lebih banyak di sektor padat teknologi, padat modal yang berakhir pada sektor industri.

"Tetapi kita bersyukur kita mampu masih menciptakan 1,8 juta tenaga kerja. Karena blending antara padat karya dan teknologi," papar dia.

Dikatakan Bahlil, pendapatan negara tidak akan bertambah jika hanya fokus pada penciptaan lapangan kerja di sektor di sektor padat karya. Sebab gajinya bisa terukur.

Berita Rekomendasi

Bahkan menurutnya, dengan gaji sebesar Rp 3 juta sampai Rp 4 juta itu tidak bisa mendorong pendapatan perkapita. Sehingga, dia menilai hilirisasi menjadi instrumen yang harus dilakukan.

"Tapi kalau orang bekerja di industri pasti penciptaan lapangan kerja dengan upah yang cukup layak lah, dan itu adalah cara kita mendorong GDP kita, pendapatan per kapita kita bisa mencapai 10.000, sekarang pendapatan perkapita 5100," jelasnya.

"Kalau hanya menciptakan lapangan kerja dengan gaji Rp 3 sampai Rp 4 juta bagaimana pendapatan per kapita bisa naik. Tapi instrumennya memang harus hilirisasi," terangnya.

Untuk itu, Bahlil menegaskan bahwa kedepan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya anak muda perlu diperbarui sehingga menjadi modal dalam mencari pekerjaan.

"Kedepan kita harus upgrade kualitas berpikir dan skill anak-anak muda atau pencari kerja. Enggak bisa cari kerja hanya omon-omon saja, harus punya skill," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas