Efisiensikan Biaya Energi, Inaco Adopsi Sistem Manajemen Informasi Produksi dari Schneider Electric
Pelaksanaan roadmap digitalisasi di lingkungan perusahaan mulai 2024 hingga 2026 sebagai transformasi digital perusahaan menjadi green industry.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Selain memasok pasar dalam negeri, perusahaan juga mengekspor produknya ke sejumlah negara termasuk ke pasar Timur Tengah dengan memiliki 2 pabrik di Cibitung, Bekasi, di atas lahan seluas 2,5 ha dan pabrik di Pandaan, Jawa Timur.
Peresmian “Go Live” sistem otomasi monitoring energi dan performa lini produksi di pabrik Cibitung dihadiri Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI Putu Juli Ardika, serta Ahmad Taufik, Ketua Tim Pengembangan Program Transformasi Industri Hijau Kemenperin; dan Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste.
Acara ini juga dihadiriMartin Setiawan, Industry Business Vice President Schneider Electric Indonesia; serta Olivier Vifflantzeff, Direktur PT JETEC Indonesia.
Putu Juli Ardika mengatakan, Kemenperin memiliki target dapat mencapai NZE di sektor industri 10 tahun lebih cepat dari target nasional.
Dia mengatakan, ada empat strategi yang akan menjadi pondasi yaitu transisi ke energi baru terbarukan, manajemen dan efisiensi energi, strategi elektrifikasi dalam proses produksi, serta pemanfaatan teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).
Menurutnya, industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang diharapkan berperan aktif dalam mencapai NZE ini.
Karena itu, dia menyambut baik inisiatif PT Niramas Utama dalam upaya dekarbonisasi, dan transformasi digitalnya menjadi green industry.
"Inaco menjadi contoh bagi industri lainnya dalam implementasi industri 4.0 dan green industry. Kami berharap akan tumbuh lebih banyak lagi inisiatifinisiatif seperti ini, agar daya saing sektor industri kita semakin meningkat di dunia internasional.” kata Putu Juli Ardika.