Investasi 5 Tahun Hanya Untung 1 Persen, Prabowo Kapok Main Saham di Pasar Modal
Prabowo Subianto mencoba investasi di pasar modal Eropa menggunakan konsultan keuangan dari benua biru.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 2 yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, bercerita ketika dirinya pernah bermain saham di pasar modal.
Ia mengaku bahwa dirinya kurang berhasil bermain saham. Waktu itu, dia mencobanya di pasar modal Eropa menggunakan konsultan keuangan dari benua biru.
"Saya harus akui bahwa saya kurang berhasil main di pasar modal," katanya dalam acara Trimegah Political and Economic Outlook 2024 yang berlangsung di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Baca juga: Begini Usulan Menag untuk Perkuat Pasar Modal Syariah di ASEAN
"Saya waktu itu coba-coba di pasar modal Eropa pakai financial advisor orang Eropa. Sekian tahun return-nya very low, maybe after average of 5 years, 1 persen return," lanjutnya.
Prabowo yang saat itu mendapatkan keuntungan rendah sebesar satu persen dalam lima tahun pun protes ke konsultan keuangannya.
Dia membandingkan dengan pasar modal di RI yang bisa mendapatkan keuntungan hingga 10 persen.
Jawaban yang ia dapat dari konsultan keuangannya pun membuat dia kapok.
"Waktu saya komplain ke dia (konsultan keuangan), 'Why 1 percent return? In my country we can get 8-9, 10 percent return,' (lalu dijawab) 'Country risk, sir.' Jadi kapok aku main di pasar modal," ujar Prabowo.
Menteri Pertahanan itu mengaku bahwa dirinya kalau di bidang ekonomi, adalah pemain di ekonomi konvensional.
Maksud dia, ekonomi yang ia pelajari adalah pemahaman dasar dari yang didapat dari beberapa ahli ekonomi.
"Dalam arti, basic yang saya pelajari dari pemahaman sejarah ekonomi yang saya dapat adalah beberapa ajaran filosofis. Saya enggak punya gelar ekonomi, tapi saya punya pemahaman. Karena saya seorang mantan jenderal, urusan saya adalah perang," kata Prabowo.
"Ilmu yang saya dalami, ilmu yang saya pelajari adalah perang. Hampir semua perang adalah memperebutkan sumber daya. Nearly old war is about resources," sambungnya.