BTN Mulai Merangsek ke Lautan Industri Perbankan Syariah RI
Melalui Unit Usaha Syariah (UUS) yang akan terpisah ke depannya, BTN pun mencoba menjala dana masyarakat yang tertarik layanan perbankan syariah.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah mulai menapaki jalan menuju lautan industri perbankan syariah Tanah Air yang belum tergarap maksimal.
Melalui Unit Usaha Syariah (UUS) yang akan terpisah ke depannya, BTN pun mencoba menjala dana masyarakat yang tertarik terhadap layanan perbankan syariah.
Adapun pemisahan atau spin-off bagi Unit Usaha Syariah (UUS) tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau POJK12/2023.
Beleid itu menyatakan, bank yang memiliki UUS dengan nilai aset UUS telah mencapai 50 persen dari total nilai aset induknya atau jumlah aset paling sedikit Rp50 triliun, wajib melakukan pemisahaan UUS.
Baca juga: Tentramnya Pedagang Tempe Miliki Rumah Sendiri Berkat KPR BTN: Hati Senang, Keuntungan Terus Datang
Langkah meraup kue syariah yang besar pun diperkuat proses yang dijalani BTN untuk merger dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Ekonom Senior sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, potensi pasar keuangan syariah Indonesia sangat besar karena mayoritas penduduknya adalah muslim.
Namun, kata Piter, perbankan syariah yang ada pada saat ini belum mampu meraup pasar yang begitu besar.
"Potensi itu (pasar keuangan syariah) belum sepenuhnya bisa direalisasikan. Ini terbukti dengan pangsa pasar perbankan syariah yang masih sangat kecil di kisaran 7 persen," tutur Piter saat dihubungi Tribunnews, yang ditulis Minggu (25/2/2024).
Piter menyebut, bank syariah yang masuk kelompok besar saat ini hanya ada PT Bank Syariah Indonesia (BSI), tetapi satu saja tak cukup untuk melanyani pasar yang ada.
"Kalau BTN Syariah jadi merger dengan Bank Muamalat akan ada dua bank syariah besar yang akan meningkatkan peran bank syariah di Indonesia. Merger tersebut bisa menjadi jalan cepat bagi UUS BTN Syariah untuk spin off dan ini saya kira itu adalah peluang baik," papar Piter.
Di sisi lain, Piter pun berharap suku bunga ke depan dapat lebih rendah agar perbankan syariah yang kompetitif semakin masif berkembang.
"Sistem keuangan Indonesia dengan suku bunga tinggi, tidak kondusif untuk mendorong berkembangnya perbankan syariah," ucapnya.
Hingga akhir 2023, UUS BTN membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai Rp702,33 miliar. Keuntungan tersebut, meroket 110,55 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp333,58 miliar.
Rampung Sebelum Pergantian Presiden
Proses merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat dipatok bakal rampung sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir pada Oktober 2024.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia