Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

MenKopUKM Tekankan Agar Agregator Teknologi Dorong Usaha Mikro Naik Kelas

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan agregator teknologi dapat mendorong usaha mikro naik kelas.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in MenKopUKM Tekankan Agar Agregator Teknologi Dorong Usaha Mikro Naik Kelas
Endrapta Pramudiaz/Tribunnews.com
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan agregator teknologi dapat mendorong usaha mikro naik kelas.

Teten mengatakan, di dalam struktur ekonomi Indonesia yang didominasi usaha mikro, penting ada agregator guna mengonsolidasi wirausaha agar mereka berkembang.

"Selain mendorong UMKM naik kelas melalui bantuan agregator, penting juga melahirkan entrepreneur baru dari kalangan anak muda yang menguasai teknologi," ujar Teten dalam keterangannya, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Teknologi Pertanian RI Cukup Mapan, Harga Beras Seharusnya Tidak Melonjak

Saat ini pertumbuhan ekonomi mikro terus bertambah. Meskipun UMKM di Indonesia menjadi tulang punggung ekonomi nasional, tapi menurut Menteri Teten, hampir sebagian besar belum terhubung dengan industri.

Di Indonesia, menurut Teten, banyak UMKM yang bersifat mandiri. UMKM memproduksi sendiri, beli bahan baku sendiri, memasarkan sendiri. Hal itu yang membuat UMKM kita sulit mengakses bahan baku, pembiayaan, maupun produksi yang lebih luas.

"Sehingga tidak terjadi transfer pengetahuan yang membuat UMKM tidak produktif. Oleh karena itu, UMKM harus menjadi bagian dari industrialisasi," imbuh Teten.

Berita Rekomendasi

Sejak 1998, Indonesia terus mengalami deindustrialisasi, di mana industri besar berkontribusi dalam PDB hanya sebesar 18 persen. Pemerintah terus berupaya menyiapkan industrialisasi bahan baku, misalnya melalui hilirisasi agar memperbesar kontribusi ekonomi industri yang lebih besar.

"Karena kalau industri tidak tumbuh, maka lapangan kerja sulit tersedia. Akibatnya, mereka hanya bisa membuka usaha mikro. Jika makin banyak usaha mikro yang tumbuh, persaingan di level itu pun makin tinggi," kata Teten.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas