Genggam 49 Persen Saham Minuman Energi, Pria Single Berusia 32 Tahun Berharta Rp616 Triliun
Mark Mateschitz menduduki peringkat ke-37 dalam daftar orang terkaya versi realtime Forbes bahkan milyader termuda di antara 100 orang terkaya
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, AUSTRIA - Bila ditanyakan siapa sosok milenial yang paling beruntung di dunia bisa jadi salah satunya Mark Mateschitz.
Pasalnya, ia menerima warisan dari ayahnya berupa saham dari perusahaan minuman berenergi yang didirikan sang ayah, miliarder asal Austria, Dietrich Mateschitz.
Ya, Mark merupakan putra tunggal mendirikan Red Bull pada tahun 1987.
Tahun 2022, pria berusia 32 tahun ini mewarisi 49 persen saham minuman berenergi yang terkenal di seluruh dunia.
Ia mewaris saham sang ayah Mateschitz meninggal pada Oktober 2022 pada usia 78 tahun.
Baca juga: Selebrasi Verstappen dan Teknologi Pelumas di Perayaan 50 Kali Start Balapan Redbull Bareng Honda
Saat ini diperkirakan harta kekayaan bersih sebesar 39,5 miliar dolar AS atau Rp616,2 triliun.
Ia menduduki peringkat ke-37 dalam daftar orang terkaya di dunia versi realtime Forbes.
Bahkan, pria kelahiran Austria ini 7 Mei 1992 ini menjadi orang terkaya termuda di antara 100 orang terkaya di dunia versi forbes.
Tidak hanya saham, Mark juga mewarisi properti mewah, mulai dari pulau Fiji dan kastil Austria hingga real estate di Knightsbridge London.
Kekayaannya naik dibandingkan data realtime tanggal 2 November 2023 yakni mencatatkan harta sebesar 34,4 miliar dolar atau setara Rp536,7 triliun, menjadikannya peringkat ke-35 dalam daftar miliarder realtime Forbes.
Artinya dalam waktu kurang 4 bulan kekayaan bertambah 5,1 miliar dolar atau Rp79,5 triliun.
Bulan November 2023, Mark Mateschitz, menerima dividen sebesar 615 juta dolar AS atau Rp9,5 triliun.
Ini sebagai pembayaran pertamanya sejak mewarisi perusahaan minuman berenergi tersebut dari almarhum ayahnya tahun lalu.
Menariknya, sepanjang masa anak-anak remaja, hingga kuliah, pria single ini jauh dari pemberitaan di Austria.
Sosok Mark tidak banyak dikenal selama masa kanak-kanak dan remajanya.
Berdasarkan surat kabar Spanyol El País , pemuda itu awalnya mengambil nama belakang ibunya.
Ia tumbuh dengan nama keluarga ibunya.
Namun setelah menyelesaikan gelarnya di bidang administrasi bisnis, pemuda ini mulai menggunakan nama belakang ayahnya dan muncul di posisi senior di perusahaan Red Bull.
Sebagai seorang anak, hanya nama tengahnya, Dietrich, yang menunjukkan keterkaitan dengan salah satu pendiri Red Bull yang terkemuka.
Beberapa laporan di surat kabar Austria, Kurier, teman-teman sekelasnya menggambarkannya sebagai sosok yang "cerdas dan berorientasi pada olahraga, dengan banyak minat.
Ikuti Jejak Sang Ayah
Mengikuti jejak sang, Mateschitz juga memulai bisnis minumannya sendiri pada tahun 2018.
Menurut El País , Mateschitz menjadi CEO perusahaan minuman ringan, air dan bir Thalheimer Heilwasser GmbH selama hampir empat tahun.
Bisnisnya memproduksi bir dan limun dari air yang bersumber dari salah satu mata air tertua di Austria.
Di sela-sela itu, Mateschitz sering menemani ayahnya ke balapan Formula Satu, menurut Australia Dmarge.
Saat ia mewarisi saham di Red Bull Racing dan Scuderia AlphaTauri, tanda-tanda sudah menunjukkan bahwa pewaris muda tersebut mengikuti jejak ayahnya dan berinvestasi besar-besaran dalam sponsorship olahraga.
Baca juga: Prospek Saham BBRI 2024 Diramal Cerah dan Targetkan Alami Pertumbuhan Kredit Double Digit
Selain balap mobil, Red Bull juga memiliki klub sepak bola Jerman RB Leipzig dan mendukung olahraga lain seperti selam tebing, selancar, bersepeda gunung, dan hoki es.
Mateschitz sebelumnya memimpin divisi organik Red Bull, yang mengawasi produksi minuman melalui sumber daya alam.
Setelah kematian ayahnya, ia mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa akan mengundurkan diri dari perannya untuk mengarahkan energinya pada peran barunya sebagai pemegang saham.
Ia mangatakan, keputusan tersebut tidak datang dengan mudah.
“Tapi saya tidak percaya seseorang harus menjadi karyawan sekaligus pemegang saham di perusahaan yang sama,” ujarnya dalam memo internal, seperti dilansir Fortune.
“Saya akan berkonsentrasi pada peran saya sebagai pemegang saham dan saya akan menafsirkannya serta mengekspresikan diri saya dengan cara yang masuk akal bagi saya.”
Sejak didirikan pada tahun 1980an, Red Bull yang didirikan Dietrich Mateschitz mendirikan Redbull bersama mendiang pengusaha Thailand, Chaleo Yoovidya menjadi raksasa minuman di industri ini.
Bahkan mengantongi pendapatan tahunan sekitar 8 miliar dolar AS atau Rp124,2 triliun pada tahun 2021 setelah menjual hampir 10 miliar kaleng minuman andalannya, menurut Yahoo!
Sepanjang tahun 2022 saja minuman berenergi yang awalnya berasal dari Thailand terjual lebih 11,6 miliar kaleng di seluruh dunia.
Hingga saat ini, diketahui Redbull memberikan sponsor besar dalam sepak bola, balap Formula 1, dan olahraga ekstrem seperti motorcross, skateboard dan snowboarding.