Kursi Komisaris Jadi Bancakan, Pengamat BUMN: Idealnya Harus Punya Kompetensi
Aksi bagi-bagi kursi Dewan Komisaris BUMN untuk tim sukses Prabowo-Gibran di masa pemerintahan Jokowi disorot sebagai politik balas budi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Peneliti Sinergi Kawal BUMN Willy Kurniawan menyoroti fenomena pembagian kursi komisaris kepada timses yang memenangkan pasangan calon menjadi tiga poin.
Baca juga: Profil Prabu Revolusi, Anggota Tim Kampanye Prabowo yang Diangkat Jadi Komisaris Kilang Pertamina
Pertama, praktik bagi-bagi jatah komisaris BUMN bagi relawan dan pendukung Capres Cawapres tidak mencerminkan tata kelola perusahaan BUMN yang baik.
Menurutnya, pemerintah sebagai pemilik saham cenderung mengabaikan profesionalitas dan hanya untuk menyenangkan para timses.
Kedua, BUMN mestinya terhindar dari praktik politik balas budi, selain merusak tatanan juga akan semakin menyuburkan praktek nepotisme didalam perusahaan pelat merah.
“Sesuatu yang seharusnya sudah dikubur dalam-dalam pasca reformasi tapi kenyataannya masih menjadi budaya politik untuk melanggengkan kekuasaan,” ucap Willy
Ketiga, dia mendorong praktik-praktik kolusi dan nepotisme di BUMN untuk kedepan tidak dapat lagi dibiarkan.
Selain tidak mencerminkan tata kelola perusahaan negara yang baik, praktik balas budi politik ibarat duri dalam daging, pelan tapi pasti membuat busuk.
Profil Prabu-Siti Zahra
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, yakni Prabu Revolusi resmi diangkat menjadi Komisaris Independen PT Kilang Pertamina Internasional.
Sekretaris Perusahaan Kilang Pertamina Internasional Hermansyah Nasroen membenarkan kabar tersebut.
"Iya benar, sebagai komisaris independen," kata Hermansyah.
Pemilik nama asli Prabunindya Revta Revolusi ini memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Teknik dari ITB jurusan Teknik Fisika (2004), dan pernah terlibat banyak dalam beberapa proyek Refinery Automation.
Pria kelahiran Bandung, 16 Juni 1980 ini telah menyelesaikan pendidikan terakhir dengan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Sahid tahun 2022.
Sebelum bergabung dengan tim paslon 02, Prabu juga sempat menjadi anggota Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD alias tim paslon 03.