PIS Raih Pembiayaan Syariah Skema IMBT Senilai 47 Juta Dolar AS
Fasilitas pinjaman skema IMBT ini merupakan yang pertama kali terlaksana di Pertamina Group.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping menandatangani fasilitas pembiayaan syariah dengan skema Ijarrah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) bersama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Pembiayaan dengan skema ini merupakan yang pertama kali berlangsung di Pertamina Group.
Dari akad tersebut, PIS mendapatkan fasilitas pembiayaan berdasar prinsip IMBT senilai US$ 47.000.000 atau sekitar Rp 737,9 miliar (dengan asumsi kursi Rp 15.700 per dolar AS) dengan jangka waktu selama 84 bulan.
Penandatanganan perjanjian akad ini dihadiri langsung oleh CEO PIS Yoki Firnandi, Direktur Keuangan PIS Diah Kurniawati, SVP Corporate Finance PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah, Direktur Wholesale Transaction Banking BSI Zaidan Novari beserta jajaran.
Baca juga: Ajukan Perizinan ke Otoritas Keuangan, BSI Segera Buka Cabang di Arab Saudi Tahun Ini
“Kami mengucapkan terima kasih yang luar biasa kepada BSI untuk upaya pengembangan bisnis PIS dalam bentuk fasilitas pinjaman. Kurang dari satu minggu, ternyata PIS dan BSI bisa menyepakati perjanjian ini dan saya sangat mengapresiasi hal tersebut,” ujar Yoki di acara penandatanganan pekan lalu.
Ia menjelaskan, fasilitas pinjaman skema IMBT ini merupakan yang pertama kali terlaksana di Pertamina Group. “Mudah-mudahan langkah ini bisa berlanjut ke depannya sebagai alternatif pendanaan,” jelasnya.
Yoki memaparkan PIS saat ini terus tumbuh berkembang secara signifikan, terutama setelah menjalankan bisnis sebagai Sub Holding dari Pertamina. Pendapatan perusahaan bertumbuh menjadi US$ 3,3 miliar di 2023, dan mendorong capaian laba tertinggi dalam sejarah PIS yakni sebesar US$ 330 juta.
Yoki menjelaskan, PIS dengan dukungan Pertamina telah menyusun rencana jangka panjang di mana menargetkan pendapatan di 10 tahun ke depan bisa menyentuh angka US$ 9 miliar.
“Untuk itu, hitungannya kita memerlukan investasi senilai US$ 800 juta per tahun. Di mana dalam hal ini PIS harus lebih kreatif dalam mendapatkan dukungan pembiayaan, termasuk IMBT adalah satu satu opsinya.”
Langkah PIS ini diapresiasi oleh SVP Corporate Finance PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah.
“Selamat sudah menjadi pelopor perjanjian pembiayan IMBT pertama di Pertamina Grup. Konsep ini sebagai alternatif pendanaan dianggap strategis karena menimbang pertumbuhan perusahaan yang semakin meningkat,” katanya.
Direktur Wholesale Transaction Banking Bank Syariah Indonesia Zaidan Novari juga menyambut hangat kerja sama yang terjalin antara PIS dan BSI dalam akad bisnis ini. Pihaknya berharap kerjasama ini akan terus berlanjut di masa datang.