Berburu Kuliner Legendaris Solo di Pasar Takjil Ramadan 2024: Jajanan Lawas, Pembayaran Modern
Pimpinan Cabang (Pinca) BRI Solo Slamet Riyadi Agung Ari Wibowo mengatakan BRI mengajak 35 UMKM pilih untuk meramaikan Pasar Takjil Ramadhan 2024
Penulis: Imam Saputro
Editor: Pravitri Retno W
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Riuh rendah suara pengunjung bercampur alunan musik terdengar di halaman parkir Sasana Krida Kusuma Manahan atau Gedung Wanita, Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 23 Maret 2024.
Deretan lapak makanan berbaris rapi di antara lautan manusia yang berburu takjil di Pasar Ramadhan BRI Solo.
Satu di antara ratusan pemburu takjil adalah Tri Prasetya yang tengah mengidam sate kere di hari ke-12 Puasa Ramadan 1445 H ini.
Wanita yang tengah hamil muda ini mengincar sate kere ketika mengunjungi Pasar Takjil Ramadhan 2024.
"Memang lagi pengen sate kere, tadi liat di IG story Yu Tari buka di sini, jadi langsung ke sini," kata dia.
Di lapak Yu Tari, ia langsung memesan satu porsi sate kere lengkap dengan lontong untuk berbuka puasa.
"Biasanya beli Sate Yu Tari di Selter Soepomo, pusatnya, karena sekarang buka di sini, ya mending ke sini karena deket," ujarnya.
Setelah pesanannya jadi, ia kemudian membayar menggunakan QRIS (Quick Response Code Standar Indonesia) yang tersedia di lapak Sate Yu Tari.
"Biar cepet aja, karena yang antre banyak, jadi langsung scan, tidak usah nunggu kembalian," ucap Tri.
Pemilik sate kere Yu Tari, Tari, mengatakan ia membebaskan pembeli untuk melakukan pembayaran tunai atau non tunai.
"Mau tunai boleh, mau QRIS juga bisa, kebetulan kami merupakan UMKM binaan BRI, jadi QRIS sudah pasti bisa,” kata Yu Tari.
Sate Kere Yu Tari adalah satu di antara puluhan UMKM yang diajak BRI Slamet Riyadi Solo untuk meramaikan Pasar Takjil Ramadhan 2024.
Dalam gelaran yang sudah berlangsung lebih dari sepekan ini, Yu Tari mengaku bisa menjual hingga 1.000 tusuk sate setiap harinya.
“Alhamdulillah di sini rame terus, apalagi kalau Sabtu Minggu, yang nyari takjil banyak,” ungkap dia.
Selain Sate Kere Yu Tari, ada beberapa makanan khas Solo bisa dijumpai di gelaran yang berlangsung mulai 12 Maret sampai 7 April 2024 ini.
Di antaranya tengkleng, makanan khas Solo yang terdiri dari olahan tulang kambing yang bercita rasa gurih.
Kemudian gendar pecel, makanan campuran sayur bersaus kacang (pecel) dan dilengkapi karbohidrat berupa kue nasi yang dicetak dan dicampur dengan bleng.
Ada juga camilan khas Solo, Lenjongan, jajanan pasar yang mayoritas terbuat dari singkong.
Lenjongan terdiri dari Gendar, Klepon, Sawut, Jongkong, Gatot, Getuk, Tiwul, Cenil, Klepon, Ketan hitam, Ketan putih, Jagung (Grontol), lalu ditaburi parutan kelapa dan gula pasir ataupun gula merah cair.
Eka, pengunjung asal Jakarta, mengaku senang dengan adanya berbagai macam makanan tradisional dalam satu tempat.
Wanita yang tengah menempuh pendidikan di universitas negeri di Solo ini mengaku baru pertama kali mencoba Sate Kere dan Lenjongan.
"Niatnya cari es buah sama camilan aja, tapi kok ada beberapa makanan yang khas Solo dan belum pernah nyoba, jadi penasaran, ini beli Sate Kere dan Lenjongan," kata dia.
Menurutnya, ajang Pasar Takjil ini bisa jadi promosi makanan tradisional.
"Bisa tahu ada makanan khas, dan tahu penjualnya, kan besok kalau ada saudara dari Jakarta bisa merekomendasikan Sate Kere atau Lenjongan ini," ujar Eka.
Ia juga mengapresiasi kerja sama BRI dengan pedagang di Pasar Takjil Ramadhan 2024 yang sudah menyediakan pembayaran non tunai.
"Sekarang di hampir semua lapak bisa scan QRIS, jadi cepet dan praktis, udah kaya di mal-mal," pungkasnya.
Ketua Paguyuban UMKM Ngudi Rejeki, Purwadi, mengatakan acara Pasar Takjil Ramadhan 2024 ini merupakan kolaborasi Dinas Perdagangan Kota Surakarta dan BRI Solo Slamet Riyadi.
Ada 35 UMKM binaan BRI dan sisanya UMKM binaan dari Dinas Perdagangan Solo yang tergabung dalam Paguyuban Ngudi Rejeki yang meramaikan gelaran tahunan ini.
"Sudah dua puasa ini, ramai terus, kami para pedagang tentu sangat terbantu," kata dia kepada Tribunnews.com.
Purwadi mengaku omzet para pedagang bisa berlipat-lipat dibandingkan dengan hari biasa, dengan catatan hari tidak hujan.
"Ini juga ajang promosi bagi kami para pedangang, jadi bisa makin dikenal," ucapnya.
Selain itu para pedagang juga mendapatkan fasilitas pembayaran non tunai (cashless) menggunakan QRIS dari BRI Slamet Riyadi Solo.
"Jadi makin modern, kami terbantu dengan cepatnya pembeli bayar, tidak perlu repot kasih kembalian, kalau pas ramai itu sangat membantu sekali," ujarnya.
BRI dorong UMKM naik kelas
Kepala Pimpinan Cabang (Pinca) BRI Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, mengatakan BRI mengajak 35 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pilihan untuk meramaikan Pasar Takjil Ramadhan 2024.
"Kami punya 300-an UMKM binaan, kami kurasi dan terpilihlah 35 UMKM terbaik di bidang makanan ya, untuk kami ajak meramaikan Pasar Takjil Ramadhan 2024 ini," kata Agung.
Agung berharap UMKM binaan BRI bisa makin dikenal dan menambah omzet jualan.
"Kami ingin agar UMKM binaan bisa naik kelas, dari yang mikro ke kecil, kecil ke menengah, kami ingin mereka terus berkembang, apa yang bisa BRI bantu akan kami bantu," tambah Agung.
BRI membuka akses permodalan seluas-luasnya bagi UMKM yang ingin memperluas usaha.
"Juga kami kenalkan terus ke pembayaran digital, bisa QRIS atau EDC, agar bisa adapatasi dengan zaman," urai Agung.
Agung berharap dengan adanya layanan QRIS bisa membantu pedagang mengatur keuangan, terhindar dari penyebaran uang palsu dan lebih ramah dengan semua jenis pembayaran. (*)