Inalum Lakukan Ekspor Perdana Aluminium 7000 Metric Ton ke China.
Inalum melakukan ekspor perdana Aluminium Ingot Seri G-1 sebanyak 7.000 MT ke China.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum melakukan ekspor perdana Aluminium Ingot Seri G-1 sebanyak 7.000 MT ke China. Kegiatan ekspor ini merupakan yang pertama dilakuka Inalum di 2024.
Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende menyampaikan, ekspor merupakan langkah dalam hal ekspansi pasar aluminium khususnya pasar global.
Hal tersebut sejalan salah satu dari tiga mandat yang diberikan pemerintah kepada keluarga besar BUMN Holding MIND ID yaitu terkait memiliki kepemimpinan pasar yang terwujud melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis.
Menurut dia, ekspor ini sekaligus pembuktian atas kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan pasar domestik dan pasar internasional.
Proses pemuatan pengiriman ekspor dilakukan di Pelabuhan Inalum di Kuala Tanjung pada 28-29 Maret 2024.
Berdasarkan hasil riset Wood Mackenzie pada September 2023 lalu menyebutkan bahwa dalam jangka menengah, diproyeksikan market balance aluminium di Indonesia akan mengalami surplus.
Namun, pasar aluminium di Asia masih defisit. Hal ini menjadi peluang bagi Industri aluminium dalam negeri memperluas pasar di Asia.
Baca juga: Inalum dan EGA Selesaikan Percontohan Tungku Pot Upgrading
Inalum saat ini merupakan satu-satunya industri nasional yang bergerak dalam peleburan dan pengolahan aluminium.
"Inalum saat ini juga tengah fokus pada penyelesaian beberapa proyek-proyek strategis khususnya untuk meningkatkan kapasitas produksinya secara bertahap dan diharapkan bisa mencapai angka produksi hingga 500 ribu ton dalam 5 tahun kedepan," tambah Mahyaruddin.
Baca juga: Inalum Targetkan Penjualan Aluminium 249 Ribu Ton Tahun Ini
Beberapa aksi korporasi dilakukan untuk memacu kapasitas produksi sebagai respon atas tingginya potensi pasar aluminium nasional dengan permintaan hingga 1 juta ton.
Proyek-proyek tersebut antara lain pembangunan pabrik smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi pada tahun 2023, optimalisasi smelter Kuala Tanjung untuk meningkatkan kapasitas produksi tahun 2024-2025 dan proyek diversifikasi aluminium remelt IAA.