Menko Airlangga Janji Jaga Perekonomian RI di Akhir Pemerintahan Jokowi Meski Ada Perang
Airlangga meminta seluruh jajaran di Kemenko Perekonomian agar bekerja lebih keras dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menggelar halalbihalal yang dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan beberapa pejabat terkait pada Selasa (16/4/2024).
Dalam sambutannya, Menko Airlangga berharap terjadi deeskalasi antara Iran dan Israel yang saat ini disebut tengah memanas. Bahkan, dia pun telah menggelar rapat terbatas yang dihadiri oleh deputi terkait untuk membahas hal tersebut.
"Rapat untuk mempersiapkan terkait dengan global shock akibat Iran-Israel dan tentu kami berharap terjadi deeskalasi," kata Airlangga di Gedung Ali Wardhana, Selasa.
"Namun sebagai kantor yang bertanggung jawab di bidang perekonomian kita harus mempersiapkan terhadap berbagai shock dan kita belum selesai dari global shock perang Ukraina masih ada, Israel Gaza masih ada, dunia cannot afford another war," sambungnya.
Baca juga: 1.000 Rudal Balistik Iran Siap Gempur Israel jika Netanyahu Nekat Balas Serangan
Airlangga bilang, Indonesia juga tengah dihadapkan berbagai tantangan menyoal subsidi, inflasi dan suku bunga. Untuk itu, dia meminta seluruh jajaran di Kemenko Perekonomian agar bekerja lebih keras dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Saya yakin hal-hal ini menjadi PR kita bersama dalam 1-2 bulan kedepan. Karena ini menjadi kunci di tahun akhir daripada pemerintah Presidensi Jokowi dan Maruf Amin," ucap dia.
"Sehingga pertumbuhan harus tetap kita jaga sehingga delivery dari PSN bisa juga dicapai di akhir tahun ini. Sehingga dengan demikian kita harus bekerja lebih keras dunia sedang tidak baik-baik saja," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Perekonomian menyatakan bahwa konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel memicu ketegangan regional hingga tingkat global. Eskalasi konflik tersebut juga akan berdampak pada perekonomian global dan meningkatkan risiko makroekonomi bagi perekonomian Indonesia.
Konflik di Timur Tengah saat ini semakin memanas dengan serangan ratusan drone Iran ke Israel pada Minggu (14/4) sebagai bentuk balasan atas serangan Israel yang telah menghancurkan gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024 lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa dampak terhadap pasar finansial Indonesia diprediksi akan terlihat saat pembukaan pasar yang akan berlangsung hari ini, Selasa (16/4/2024).
"Namun langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas terutama minyak akibat terganggunya pasokan, serta kenaikan harga emas, sebagai aset safe haven, dan rambatan ke sektor lainnya," ungkap Menko Airlangga dalam keterangannya, dikutip Selasa.
Menko Airlangga menyampaikan bahwa konflik tersebut juga akan menimbulkan gangguan pada rantai pasokan melalui Terusan Suez yang akan berdampak langsung setidaknya pada kenaikan biaya kargo. Produk yang terganggu antara lain gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa.
Secara fundamental, perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat, Pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5 persen dengan inflasi yang terkendali. Sampai dengan Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus, dan menopang Cadangan Devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat.
"Pastinya Pemerintah tidak tinggal diam, kita akan siapkan sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan agar perekonomian nasional tidak terdampak lebih jauh. Tentunya tingkat kepercayaan pasar kepada kemampuan perekonomian nasional untuk merespons dampak eskalasi konflik mesti kita jaga," tegas Menko Airlangga.