Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Stabilkan Mata Uang Rupiah, Bank Indonesia Bakal Dongkrak Suku Bunga Acuan Sebesar 25 Basis Poin

Pelaku pasar menghindari negara berkembang termasuk Indoensia dan beralih ke instrumen yang dianggap paling aman atau safe haven.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Stabilkan Mata Uang Rupiah, Bank Indonesia Bakal Dongkrak Suku Bunga Acuan Sebesar 25 Basis Poin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta. Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 328 point walaupun sebelumnya sempat melemah 335 point dilevel Rp. 16.176 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.840. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate pada pertemuan dewan gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024 pekan depan.

Menurutnya, BI Rate akan dinaikkan sebesar 25 basis poin demi menjaga stabilitas mata uang rupiah.

"Sehingga dalam pertemuan di bulan ini Bank Indonesia harus menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin guna menstabilkan mata uang rupiah," ujar Ibrahim, Selasa (16/4/2024).

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Itu mengatakan udai libur lebaran 2024, rupiah terus tertekan imbas penguatan indeks dolar AS.

Baca juga: Rupiah Makin Loyo Tembus Rp16.000, Menko Airlangga Pamer RI Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China

Ditambah lagi memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah, membuat pelaku pasar menghindari negara berkembang termasuk Indoensia dan beralih ke instrumen yang dianggap paling aman atau safe haven.

Dalam catatannya, Ibrahim berpandangan saat ini pasar masih mengamati momentum Ramadan dan Lebaran yang diyakini dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi domestic sebesar 0,14-0,25 persen poin (ppt).

Berita Rekomendasi

Di kuartal pertama 2024 ekonomi Indonesia berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5,0 - 5,1 persen.

Adapun sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bansos dan pelaksanaan Pemilu.

Seperti diketahui belanja negara sampai dengan 15 Maret 2024, naik 18,1 persen yoy.

Selain itu, adanya low-base effect dari kuartal pertama 2023 karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun lalu (triwulan kedua) menjadi Maret pada tahun ini (triwulan pertama).

Meski demikian, inflasi berada dalam tren meningkat yang disebabkan oleh kenaikan harga pangan.

Hal ini bisa menjadi penghambat bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 karena dapat mengganggu daya beli Masyarakat

Selain itu, Bank Indonesia terus melakukan bauran strategi ekonomi guna untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah serta terus melakukan intervensi besar di pasar valuta asing, Obligasi di perdagangan Domestic Non Deliverable Forwade (DNDF), walaupun nantinya akan berimbas terhadap menurunnya cadangan devisa .

Namun apa yang dilakukan oleh BI sudah sesuai dengan regulasi yang bertujuan untuk menahan pelemahan mata uang rupiah, imbas fari kenaikan infalsi global.

Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 328 point walaupun sebelumnya sempat melemah 335 point dilevel Rp. 16.176 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.840.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas