Transformasi BRI: Bank 'Desa' yang Kini Digemari Gen Z untuk Bayar Jajan Kekinian hingga Investasi
“Sebenarnya di BRImo mau ngapain saja bisa, tapi di BRI 24 tambah lengkap dengan cetak ATM mandiri, penting hafal nomor rekening dan bawa e-ktp."
Penulis: Imam Saputro
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
“Yang rutin tiap bulan bayar BPJS, bayar Netflix dan investasi tabungan emas, kalau token listrik paling dua bulan sekali, kadang juga top up saldo FF (game online) ponakan,” ungkapnya.
Pimpinan Cabang BRI Slamet Riyadi Solo Agung Ari Wibowo menjelaskan BRI terus merangkul semua generasi untuk menjadi nasabahnya.
“Dulu mungkin image-nya BRI itu bank e wong ndeso, sekarang kami ingin jadi bank-e wong ndeso sekaligus bank-e generasi milenial,” kata pria asal Boyolali ini.
BRI Group juga terus berproses untuk jadi one stop financial solution bagi masyarakat Indonesia.
“Sekarang ke BRI semua bisa, mau nabung, kredit, asuransi, investasi hingga top up e-wallet bisa, paling gampang melalui super app kami yakni BRImo,” kata Agung ketika ditemui pertengahan Maret 2024.
Agung menyatakan BRI berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah mulai dari hal yang sederhana hingga rumit.
“Sesimple bayar listrik atau BPJS, bayar kredit, mau investasi, mau asuransi jiwa atau kesehatan juga bisa,” ujarnya.
BRI juga memberikan pendampingan terhadap nasabah yang kebingungan dalam mengelola keuangannya melalui Personal Financial Management (PFM) di BRImo.
“PFM bisa ditemukan di catatan keuangan di BRImo, nanti akan bisa dicek keuangan si pengguna sehat atau tidak,” kata Agung.
Sementara secara luring, kata Agung, Mantri BRI dan Agen BRILink yang tersebar di pelosok Indonesia juga dibekali dengan kemampuan financial advisor.
“Misal ada yang butuh uang untuk kredit memperbesar usaha, itu bisa konsultasi dulu ke Mantri BRI, akan dijelaskan baiknya ambil sekian untuk beli bahan baku, ambil sekian untuk sewa kios misalnya, jadi BRI tidak asal memberikan pinjaman,” terang Agung.
“Kami memberikan pinjaman yang terarah dan sesuai dengan profil risiko nasabah kami, kalau dilihat belum layak untuk pinjam 200 juta ya tetap tidak kami kasih, tapi point-nya kami seneng dan pasti bantu jika ada UMKM yang ingin memperbesar usaha, tapi yang terukur dan terarah, jadi tidak blunder,” tegasnya.
Di BRI Slamet Riyadi, kata Agung, juga membangun ekosistem bisnis bagi UMKM binaannya.
“Contoh pedagang pentol, kami arahkan ambil daging ayam untuk pentol ke pedagang ayam yang juga nasabah kami, tentu harga bisa lebih murah, jadi terbentuk ekosistem,” kata dia.