Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jelang Pengumuman Data Inflasi AS, IHSG Ditutup Menghijau, Rupiah Melemah

Total transaksi harian tercatat mencapai Rp14,45 triliun dari 21,52 miliar saham diperdagangkan dengan 1,01 juta kali frekuensi perpindahan tangan.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Jelang Pengumuman Data Inflasi AS, IHSG Ditutup Menghijau, Rupiah Melemah
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi: Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Money Changer PT Ayu Masagung Money. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,15 persen ke level 7.099,26 pada perdagangan Senin (13/5/2024).

Sebanyak 251 saham harganya naik, 302 saham harganya turun, dan 233 saham tidak berubah.

Total transaksi harian tercatat mencapai Rp14,45 triliun dari 21,52 miliar saham diperdagangkan dengan 1,01 juta kali frekuensi perpindahan tangan.

Baca juga: OJK Beberkan Alasan IHSG Melemah 0,53 Persen di April 2024

Indeks bervariatif perdagangan hari ini yaitu LQ45 menguat 0,24 persen menjadi 895,55, IDX30 menguat 0,06 persen menjadi 453,67, dan JII melemah 0,03 persen menjadi 524,48.

Beberapa indeks sektoral menguat di antaranya sektor teknologi menguat 1,80 persen, sektor energi menguat 0,37 persen, sektor siklikal menguat 0,36 persen, sektor transportasi menguat 0,29 persen, sektor keuangan menguat 0,17 persen, dan sektor bahan baku menguat 0,07 persen.

Sedangkan, sisanya mengalami pelemahan yakni sektor kesehatan melemah 0,58 persen, sektor non-siklikal melemah 0,45 persen, sektor infrastruktur melemah 0,30 persen, sektor industrial melemah 0,22 persen, dan sektor properti menguat 0,03 persen.

BERITA TERKAIT

Sementara itu, kurs rupiah melemah tipis 0,02 persen ke Rp 16.085 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (13/5/2024).

Mata uang Asia juga mayoritas melemah pada perdagangan hari ini seperti peso Filipina melemah terdalam 0,75 persen berbarengan dengan baht Thailand.

Sebaliknya dolar Taiwan menguat tertinggi 0,009 persen terhadap dolar AS, dolar Singapura menguat 0,007 persen.

Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia terpantau melemah tipis ke 105,29 dari posisi kemarin 105,30.

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menuturkan sebagai besar pedagang tetap bias terhadap greenback menjelang data indeks harga produsen untuk bulan April akan dirilis pada hari Selasa (14/5/2024).

Baca juga: IHSG Berpotensi Menguat ke Level 7.270, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Sedangkan data indeks harga konsumen yang lebih diawasi akan dirilis pada hari Rabu (15/5/2024) akan menjadi fokus utama, mengingat hal tersebut kemungkinan akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga AS.

“Dolar mengalami fluktuasi besar pada minggu lalu karena data perekonomian AS yang beragam memicu pertanyaan mengenai kapan bank sentral akan mulai memotong suku bunga tahun ini,” kata Ibrahim.

Namun meski perekonomian AS tampak melambat dalam beberapa bulan terakhir, inflasi diperkirakan masih tetap stabil.

Inflasi indeks harga konsumen meningkat lebih dari perkiraan pada bulan April, karena langkah-langkah stimulus yang terus-menerus dari Beijing membantu meningkatkan permintaan.

Sementara inflasi indeks harga produsen menyusut selama 19 bulan berturut-turut, karena aktivitas bisnis Tiongkok masih lamban.

Data inflasi menunjukkan bahwa Beijing masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas