Pemangkasan Produksi OPEC+ Picu Harga Minyak Dunia Lesu, WTI Anjlok Jadi 76,90 Dolar AS
Berbanding terbalik dengan harga Brent yang diperdagangkan pada awal April yang tembus mencapai 91 dolar AS per barel.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak dunia pada perdagangan 24 jam terakhir terpantau lesu, seperti misalnya harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli yang turun menjadi 76,90 dolar AS.
Harga tersebut anjlok sekitar 9 sen atau 0,1 persen dari harga di awal April lalu dimana saat itu WTI dibanderol dikisaran 87 dolar AS per barel, sebagaimana dikutip dari CNN International.
Hal serupa juga dialami minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Agustus yang harganya turun 14 sen atau 0,2 persen 80,97 dolar AS per barel pada perdagangan Senin (3/6/2024).
Baca juga: Harga Minyak Mentah Naik Saat OPEC+ Berencana Kembali Memangkas Pasokan
Berbanding terbalik dengan harga Brent yang diperdagangkan pada awal April yang tembus mencapai 91 dolar AS per barel.
Melemahnya harga minyak dunia pada perdagangan pekan ini terjadi imbas kebijakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak mentah dengan total 5,86 juta barel per hari (bph), atau sekitar 5,7 persen dari permintaan global.
Hal tersebut termasuk pemangkasan 3,66 juta barel per hari, yang akan berakhir pada akhir tahun 2025 serta pemangkasan sukarela oleh delapan anggota sebesar 2,2 juta barel per hari berlaku hingga September 2025. Delapan negara OPEC+, yaitu Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair, dan Oman.
Memperpanjang serangkaian pemangkasan produksi yang telah dilakukan sejak akhir tahun 2022. Imbas pemangkasan ini pasar minyak global mulai dilanda kekhawatiran atas kemungkinan krisis pasokan minyak dari negara produsen OPEC+.
Tekanan tersebut yang kemudian membuat para investor memperketat peredaran minyak dan melakukan wait and see hingga harga minyak dunia anjlok tajam pada perdagangan pekan ini.
Meski pemangkasan ini berdampak bagi harga jual minyak dunia, namun anggota OPEC+ meyakini langkahnya tersebut dapat membatasi volatilitas pasar, mengingat beberapa bulan terakhir produksi bahan bakar tengah mengalami lonjakan disaat permintaan pasar global melemah akibat ketegangan geopolitik kelompok Houthi di Laut Merah.