Menperin Lobi 4 Industri Otomotif China Jadikan RI Hub Produksi Mobil Listrik Setir Kanan
Pemerintah Indonesia menargetkan produksi electric vehicle tahun 2030 sebesar 600.000 unit.
Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
"Tidak mungkin juga China ekspor ke India, jadi Indonesia dikembangkan dan jadi hub. Ultimate goal-nya adalah bisa tidak kita tahun 2030 EV itu 600.000 unit dan itu kita upayakan untuk semua pabrikan di Indonesia. Intinya 600.000 itu di penjualan, tapi juga ekspor," ujar Kukuh.
Pada Mei 2024 PT Neta Auto Manufacturing Indonesia telah memproduksi Neta V-II dengan TKDN mencapai 40 persen dan berencana untuk meningkatkan TKDN sampai dengan 60 persen pada 2025, dengan target penjualan sebesar 10.000 unit per tahun.
Pada pertemuan dengan SAIC GM Wuling Automobile Company, Agus mengapresiasi kinerja perusahaan tersebut yang telah mampu mengekspor produk mobil listriknya ke 11 negara dan menjadikan Indonesia sebagai fasilitas produksi industri otomotif terbesar di luar China.
“Pemerintah Indonesia mengharapkan agar Wuling dapat menjajaki peningkatan pasar ekspor terutama untuk produk EV agar semakin menegaskan target Indonesia sebagai basis produk EV di ASEAN dan dunia”," kata Agus.
Selanjutnya, pada pertemuan dengan Cherry Automobile, perusahaan ini akan melakukan riset produksi mobil PHEV (plug-in hybrid vehicle) di Indonesia. Cherry juga telah menyampaikan komitmennya untuk memproduksi kendaraan EV dengan total 100.000 unit pada tahun 2030.
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan apresiasi kepada Dongfeng Sokon yang telah meluncurkan produk kendaraan listrik di Indonesia dan mengharapkan untuk dapat memperbanyak line up produksi kendaraan listrik dengan membawa model EV dari Principal ke Indonesia.
Saat ini, Sokon memiliki kapasitas produksi 50 ribu unit. Kapasitas produksi SGMW mencapai 120 ribu unit. Sedangkan Cherry berencana produksi dengan kapasitas 8.000 unit. Begitu pula Neta yang rencana produksinya sebesar 9.300 unit.