Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Faisal Basri: Bagi China, Indonesia Mitra Dagang yang Tak Terlalu Penting

Data dari Bea Cukai China menunjukkan bahwa perdagangan Negeri Tirai Bambu sudah defisit tiga tahun terakhir dengan RI.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Faisal Basri: Bagi China, Indonesia Mitra Dagang yang Tak Terlalu Penting
Endrapta Pramudiaz/Tribunnews.com
Ekonom senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Faisal Basri. Berdasarkan data milik International Trade Center yang menunjukkan Indonesia tidak menjadi target ekspor atau impor China yang besar pada tahun 2023. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - China disebut tak begitu menganggap Indonesia sebagai mitra dagang yang penting.

Hal itu disampaikan oleh ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri.

Faisal menyampaikan hal tersebut berdasarkan data milik International Trade Center yang menunjukkan Indonesia tidak menjadi target ekspor atau impor China yang besar pada tahun 2023.

"China ini ekspor ke Indonesia itu relatif kecil. Ekspor China ke Indonesia cuma 1,9 persen dari keseluruhan ekspor China. Sementara China impor dari Indonesia itu cuma 2,9 persen. Jadi, buat China, Indonesia gak penting-penting amat sebagai mitra dagangnya," katanya dalam diskusi publik bertajuk 'Menguji rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik', Selasa (16/7/2024).

Baca juga: KADI Dinilai Pukul Rata Kenakan Bea Masuk Produk Keramik China, Faisal Basri: Seperti Pesilat Mabuk

Untuk tujuan ekspor China, Indonesia kalah dari beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand, Singapura, Malayasia, dan yang paling besar adalah Vietnam.

Sementara itu, untuk tingkat impor yang China terima dari Indonesia juga rendah. RI kalah dari Vietnam dan Malaysia.

BERITA REKOMENDASI

Faisal kemudian mengatakan bahwa data dari Bea Cukai China menunjukkan bahwa perdagangan Negeri Tirai Bambu sudah defisit tiga tahun terakhir dengan RI.

Namun, data dari Indonesia, kata Faisal, baru tahun lalu Indonesia tercatat perdagangannya surplus dengan China.

"Hebat banget ya? Enggak juga sih. Ini gara-gara hampir seluruh produksi smelter (di Indonesia) diekspor dijual ke China," ujar Faisal.

Dari sisi RI, berdasarkan data International Trade Center, pada 2023 Indonesia paling banyak melakukan ekspor ke China, di mana 25,1 persen ekspor RI dikirim ke China.

Impor pun sama. Tingkat impor RI dari China menempati posisi pertama, mencapai 28,4 persen dari total importasi Indonesia.

Negara yang ada di posisi kedua terpaut jauh angkanya. Ada Singapura yang menjadi negara asal impor terbesar Indonesia pada 2023 dengan persentase sebesar 8,3 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas