Emiten Sektor Petrokimia dan Energi Milik Konglomerat RI Prajogo Pangestu Untung 34 Juta Dolar AS
BRPT telah memulai rencana pengembangan tahap awal untuk memperluas kawasan industri di Subang, dengan lokasi yang berdekatan dengan pelabuhan.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten milik konglomerat Indonesia Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengantongi keuntungan 34 juta dolar AS di semester I 2024.
Laba bersih dari perusahaan sektor petromikia dan energi tersebut tercatat mengalami kenaikan sebesar 13,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya 30 juta dolar AS.
Kinerja positif tersebut didorong penurunan beban pokok pendapatan 16,1 persen menjadi 914 juta dolar AS. Sedangkan pendapatan usaha perseroan mengalami penurunan 15,6 persen yoy jadi 1,16 miliar dolar AS.
Direktur Utama BRPT, Agus Salim Pangestu mengatakan, capaian itu mencerminkan kombinasi antara optimisme yang penuh kewaspadaan dan tantangan berkelanjutan di sektor petrokimia global.
Baca juga: Sosok Prajogo Pangestu Orang Terkaya RI yang Beli 37,8 Juta Saham Anak Usaha Perusahaan Miliknya
“Meski terjadi gejolak yang besar, kami menunjukkan ketahanan yang baik dan terus melanjutkan rencana ekspansi. Hal ini terlihat dari progres pertumbuhan organik dan serangkaian akuisisi untuk mendukung pertumbuhan ke depan,” kata Agus dikutip dari Kontan, Kamis (10/8/2024).
Menurutnya, penurunan pendapatan disebabkan volatilitas yang terjadi di industri petrokimia global.
Selain itu, terpengaruh pula oleh penerapan Turnaround Maintenance (TAM) yang sudah terjadwal di kompleks petrokimia Barito Pacific, serta adanya pemeliharaan di salah satu unit operasi panas bumi.
Ia menyebut, TAM terjadwal di kompleks petrokimia BRPT merupakan aktivitas rutin untuk memastikan keandalan fasilitas dan memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku.
“Kontribusi dari Sidrap I yang baru saja diakuisisi membantu mengurangi sebagian penurunan pendapatan, karena pada periode ini berhasil mencapai rekor produksi tertinggi sejak pertama kali beroperasi,” urai Agus.
Menurut dia, kontribusi dari Sidrap I tersebut menunjukkan nilai strategis yang diperoleh Perseroan dari penerapan strategi diversifikasi portofolio di sektor energi baru terbarukan (EBT).
Adapun EBITDA konsolidasian emiten ini mencapai sebesar US$ 271 juta, dengan marjin EBITDA sebesar 23,4%. Rasio utang bersih terhadap ekuitas di Semester I-2024 relatif stabil sebesar 0,73x.
Pada Mei 2024, Chandra Asri Petrochemical (CAP) bersama Glencore Plc menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi seluruh kepemilikan Shell Singapore Pte Ltd pada Shell Energy Chemicals Park Singapore (SECP). Proses transaksi diperkirakan selesai pada akhir 2024. Aksi korporasi ini diyakini akan memperkuat posisi.
Pada segmen properti, BRPT telah memulai rencana pengembangan tahap awal untuk memperluas kawasan industri di Subang, dengan lokasi strategis yang berdekatan dengan Pelabuhan Patimban.
“Posisi prima ini akan menempatkan kami secara optimal dalam memanfaatkan peluang yang muncul dalam pengembangan fasilitas manufaktur otomotif,” ujar Agus.
Agus menambahkan, anak perusahaan BRPT, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga akan meningkatkan kapasitas aset panas bumi melalui program retrofit dan penambahan unit baru.
“BREN akan mengembangkan aset panas bumi greenfield di Hamiding dan Suoh Sekincau, serta mengembangkan Sidrap 2, yang diperkirakan mulai ditender pada paruh kedua tahun 2024.” pungkasnya. (Dina Mirayanti Hutauruk/Kontan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Barito Pacific (BRPT) Raup Laba Bersih US$ 34 Juta Semester I-2024