Kementerian Perdagangan Ungkap Strategi Bantu Pelaku UMKM Bersaing dengan Retail Modern
Kemendag memiliki program agar toko UMKM bisa bersaing dengan retail modern, dan produk UMKM bisa masuk ke ritel modern.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku UMKM dituntut untuk mampu menjawab kebutuhan konsumen yang kian dinamis.
Untuk itu pemahaman digitalisasi, literasi dan perlindungan sosial menjadi faktor penting agar usaha dapat berkelanjutan.
Direktur Bina Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Septo Soepriyatno mengatakan, pelaku UMKM wajib memiliki kemampuan manajerial yang baik, adaptif terhadap perkembangan teknologi, inovatif dan memiliki kemampuan berjejaring untuk bisa berkembang.
Baca juga: 25 Juta UMKM Sudah Go Digital, Tapi Didominasi Reseller Ketimbang Produsen
Menurutnya, Kemendag terus berupaya untuk membantu UMKM lewat beragam promosi dan pendampingan.
Promosi diarahkan agar produk UMKM bisa menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk ekspor.
Adapun pendampingan bertujuan meningkatkan kapasitas SDM pelaku UMKM.
“Pemerintah memiliki Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang dapat dimanfaatkan UMKM. Selain itu, pada Oktober 2024 nanti ada Indonesia Trade Expo yang juga menjadi kesempatan UMKM bisa masuk ke pasar global,” jelasnya dalam diskusi UMKM Maju: Menuju Keberhasilan Lewat Digitalisasi dan Literasi Keuangan serta Perlindungan Sosial di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Septo menuturkan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sehingga butuh kolaborasi dengan semua pihak terkait termasuk salah satunya Sampoerna yang telah menggagas SRC.
Kemendag memiliki program agar toko UMKM bisa bersaing dengan retail modern, dan produk UMKM bisa masuk ke ritel modern.
“Kemendag punya program 1.000 warung yang bertujuan membantu toko kelontong. Pemerintah tidak punya sumber daya yang mencukupi untuk dampingi pelaku usaha, tapi dengan kolaborasi itu bisa dilakukan,” katanya di Jakarta.
Direktur PT SRC Indonesia Sembilan, Romulus Sutanto, mengataka untuk membantu pelaku usaha toko kelontong lewat SRC dapat meningkatkan omzet.
Anggota SRC menerima program pemberdayaan yang terintegrasi termasuk secara digital untuk mengelola toko dan keuangan serta turut memasarkan produk UMKM sekitar.
“Kami mendampingi 250.000 toko dengan 6.300 mitra dan lebih dari 8.000-an paguyuban SRC. Dengan digitalisasi menghubungkan mitra, toko, dan konsumen,” katanya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia