Potensi Pasar Asuransi Sangat Besar, Pelaku Industri Perlu Kreativitas dan Inovasi
Perusahaan asuransi membutuhkan kreativitas dan inovasi dalam menjangkau nasabah, apalagi saat ini daya beli masyarakat menurun.
Penulis: Erik S
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Ciputra Indonesia (Ciputra Life) mengatakan potensi pasar di Indonesia masih tinggi. Ciputra Life menargetkan meraih premi di atas Rp600 miliar pada 2024.
Direktur Utama Ciputra Life Hengky Djojosantoso mengatakan target tersebut meningkat sekitar 30 persen apabila dibandingkan realisasi 2023. Adapun pada tahun lalu, Ciputra Life memperoleh pendapatan premi Rp460,1 miliar.
Sampai dengan per semester I/2024, perusahaan telah Rp295,1 miliar. Sementara dari sisi laba bersih sampai dengan per semester I/2024, laba perusahaan mencapai Rp10 miliar lebih.
"Harapan kami bisa minimal double dari apa yang sudah kami capai sampai dengan per semester I/2024. Jadi target kurang lebih di atas 600 miliar," kata Hengky dalam paparan kinerja di Ciputra Office, Jakarta pada Rabu (14/8/2024).
Baca juga: Bos Askrindo: Industri Maritim Butuh Perlindungan Asuransi Komprehensif
Guna mencapai target tersebut, Hengky menyebut salah satu strateginya adalah dengan meluncurkan produk baru. Pada 1 Juli 2024, perusahaan telah meluncurkan Ciputra Medical Insurance yang menargetkan segmen korporasi yang belum ditargetkan.
Perusahaan melihat terdapat 140 ribu perusahaan di Indonesia yang bisa dijadikan target pasar.
Hengky mengakui perusahaan asuransi membutuhkan kreativitas dan inovasi dalam menjangkau nasabah. Apalagi, saat ini daya beli masyarakat menurun. Namun, Hengky melihat potensi asuransi di Indonesia masih sangat besar.
"Kami melihat potensi dari asuransi sendiri masih sangat besar. Kalau kita lihat penetrasi dari asuransi sendiri sangat rendah di Indonesia, karenanya kami optimis. Tentunya perlu kreativitas dan inovasi dari pelaku industri sendiri untuk memberikan produk dan layanan yang sesuai untuk nasabah," beber Hengky.
Ia juga melihat kebijakan pemerintah memberikan insentif PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung oleh Pemerintah) sebesar 50% untuk pembeli rumah tidak hanya positif bagi industri properti, tetapi juga ekonomi secara keseluruhan.
“Karena subsektor atau turunan dari properti sendiri kan lebih dari 350 subsektor,” kata Henky.
Hengky mengungkapkan, perusahaan telah membayarkan klaim sebesar Rp63 miliar sepanjang tahun 2023 atau meningkat sebesar 18 persen dibandingkan tahun 2022.
Dari sisi laba bersih, Hengky menargetkan meraup laba di atas Rp30 miliar sampai dengan akhir tahun ini. Adapun pada laba komprehensif pada akhir Juni 2024 sebesar Rp10,85 miliar atau tumbuh sebesar 127% dibandingkan semester I/ 2023 yakni 4,78 miliar.
Sampai dengan semester I/2024, pertumbuhan pendapatan premi Ciputra Life mayoritas didorong oleh kontribusi produk asuransi jiwa kredit (AJK), baik untuk melindungi nasabah yang mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) maupun kredit kendaraan bermotor.
Henky menambahkan, Ciputra berhasil mencetak laba komprehensif sebesar Rp8,45 miliar di tahun 2023. Tercatat, Ciputra Life pertama kali mencetak laba komprehensif di tahun ke-6 beroperasi yaitu sebesar Rp460 juta di tahun 2022, menjadikan Ciputra Life sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa baru di Indonesia yang tercepat dalam mencetak laba bersih.