Sejak Januari 2024 Sudah Ada 46 Ribu Pekerja di PHK, Perusahaan di Jawa Tengah Mendominasi
Setelah Jawa Tengah dan DKI Jakarta, provinsi ketiga yang paling banyak terjadi PHK adalah Banten.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkap 46 ribu pekerja di Indonesia mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama Januari-Agustus 2024.
Lebih tepatnya, 46.240 pekerja terkena PHK selama periode Januari-Agustus 2024.
Sektor yang paling banyak melakukan PHK pada pekerjanya di antaranya tekstil dan garmen.
"PHK per Agustus itu 46 ribu. [Sektor] terbanyak [datang dari] manufaktur, tekstil, industri pengolahan, garmen, alas kaki," kata Ida ketika ditemui di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Baca juga: General Motors Bangkrut, Ratusan Karyawan Terpaksa di PHK
PHK paling banyak terjadi di Jawa Tengah. Posisi kedua diikuti DKI Jakarta yang didominasi oleh sektor jasa.
Setelah Jawa Tengah dan DKI Jakarta, provinsi ketiga yang paling banyak terjadi PHK adalah Banten.
Pada Januari-Juni 2024, total pekerja yang mengalami PHK mencapai 32.064 orang, naik 95,51 persen dibanding periode yang sama pada 2023, yaitu sebesr 26.400 orang.
"Ya, kita akhir-akhir ini banyak mengalami PHK ya. Memang naik, tetapi mudah-mudahan angkanya tidak lebih tinggi dari angka tahun 2023," kata Ida.
Diketahui pada tahun 2023 angka PHK mencapai 64.855 orang.
Ia memastikan pihaknya akan terus melakukan mitigasi agar jangan sampai PHK itu terjadi lagi.
Mitigasi itu dilakukan dengan mempertemukan manajemen perusahaan dengan pekerja agar bisa menekan angka PHK.
"Jadi upaya-upaya itu ternyata juga Alhamdulillah karena kita pertemukan, antara manajemen dengan pekerja, kita ketemukan itu bisa menekan terjadinya PHK," ujar Ida.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, ada Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemnaker yang menangani soal PHK.
"So far, kita selalu mengintegrasikan informasi tentang PHK itu di Direktorat Jenderal Hubungan Industrial," ucap Ida.
Ida juga mengaku sedih mendengar kabar adanya perusahaan yang melakukan PHK terhadap pekerjanya. Namun, di tengah kabar PHK ini, ia senang masih bisa mendengar ada perusahaan yang melakukan ekspansi dengan membuka pabrik.
"Meskipun kita tentu sedih ya mendengarkan PHK, tapi gembira ketika ada lowongan pekerjaan baru," ujar Ida.
"Saya terima kasih tidak PHK, tetapi ada lowongan pekerjaan baru. Ada beberapa perusahaan yang ketemu sama saya, menyampaikan kepada saya, dia ekspansi," sambungnya.
Ia mencontohkan perusahaan rokok. Dia bilang, meski terkena dampak kenaikan tarif cukai, mereka masih bisa melakukan ekspansi bisnis.
"Saya beberapa kali ketemu dengan perusahaan, misalnya perusahaan rokok. Memang dia ada pengaruh terhadap kenaikan tarif cukai misalnya," ucap Ida.
"Tapi saya surprise misalnya dapat keterangan dari salah satu perusahaan rokok, ternyata dia buka pabrik baru. Ekspansi," lanjutnya. (Tribun Network/daz/wly)