Optimalkan Pemanfaatan EBT di RI Butuh Investasi 15,9 Miliar Dolar AS
Potensi EBT yang besar seharusnya dapat digunakan sebaik mungkin untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang dilakukan dari total potensi energi yang ada di Indonesia baru sebesar 0,3 persen.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, potensi EBT yang besar ini seharusnya dapat digunakan sebaik mungkin untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional serta memenuhi target pencapaian bauran EBT.
“EBT saat ini baru dipakai 0,3 persen di antara 3,4 TeraWatt potensinya,” ujarnya Eniya dikutip dari Kontan, Kamis (26/9/2024).
Eniya pun mendorong agara investasi di sektor ini ditingkatkan.
Baca juga: Menteri Bahlil Ungkap Rencana Indonesia Ekspor Listrik EBT: Harus Hati-hati
Ia melihat, investasi di sektor energi terbarukan masih tertinggal jauh dibanding sektor-sektor lainnya. Padahal kebutuhan investasi hingga tahun 2030 diperkirakan mencapai US$ 15,9 miliar.
Sebagai pengembang EBT, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya Star Energy Geothermal berkomitmen mendukung pemanfaatan EBT dengan meningkatkan kapasitas terpasang.
Inisiatif strategis tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Star Energy Geothermal melalui proyek retrofitting dan penambahan kapasitas baru, yang tidak hanya akan meningkatkan kapasitas berbagai unit geothermal yang dioperasikan oleh Star Energy, tetapi juga mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target net zero emission.
Hendra Tan, CEO BREN, mengatakan, sekarang merupkan momentum yang tepat untuk memajukan infrastruktur energi terbarukan Indonesia.
“Dengan melakukan retrofit dan menambah kapasitas pembangkit eksisting, kami memastikan masa depan yang berkelanjutan dan efisien untuk energi bersih di negara ini,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (25/9).
Secara total, kapasitas terpasang Star Energy Geothermal akan meningkat sebesar 102,6 MW, sehingga memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan energi geothermal terkemuka di dunia. Total investasi diperkirakan mencapai US$ 346 juta.
Selain penambahan kapasitas terpasang pada Star Energy Geothermal, BREN juga telah mengumumkan kemitraan strategis dengan ACEN, perusahaan energi yang terdaftar secara publik dari grup Ayala. Kemitraan ini akan dilaksanakan melalui anak perusahaan ACEN, ACEN Indonesia Investment Holdings Pte. Ltd., dan anak perusahaan Barito Renewables, PT Barito Wind Energy.
Kemitraan ini dibangun berdasarkan akuisisi penting pada tahun 2024 dari tiga aset pengembangan energi angin yang berada di tahap akhir di Sulawesi Selatan, Sukabumi, dan Lombok.
Aset-aset tersebut secara kolektif menawarkan kapasitas potensial sebesar 320 MW energi angin. (Dina Mirayanti Hutauruk/Kontan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Pemanfaatan EBT Membutuhkan Investasi Jumbo